Quantcast
Channel: andarupratomo
Viewing all 191 articles
Browse latest View live

Keausan Ban Motor - Motorcycle Tire Wear

$
0
0
Aus.... dalam bahasa Inggris adalah wear. Merupakan hal yang pasti terjadi pada ban motor yang berfungsi sebagai menghantarkan tenaga dari mesin, mengurangi kecepatan, mengatur arah motor, dan meredam getaran dari jalan yang tidak rata. Beberapa tahun terakhir saya senang mengamati keausan ban pada kedua motor saya karena menggambarkan bagaimana karakter saya dalam mengendarai motor. Ini adalah artikel lanjutan tentang ban disini

ban belakang beat pop


Dari yang saya perhatikan, sejak saya naik motor kecil yang 100 cc sampai ke 200 cc (Yamaha Jupiter, Honda beat pop) mostly yang habis duluan adalah ban belakang dibandingkan ban depannya. Ninja 250 dulu gak sempat merhatikan malah.
Tapi ketika naik yang moge ER6 malah ban depan duluan yang lebih habis, sepertinya karena bobot yang lebih berat jadi porsi mengerem dengan rem depan jadi lebih besar tapi hal ini tidak terjadi di honda beat pop saya yang juga porsi pengereman depannya lebih besar.


Ban Depan
Yang menarik untuk diperhatikan adalah ban depan motor saya ini yang habis cenderung di sebelah kanan bukannya habis di bagian tengah dan ini terjadi pada si biru Ninja 650 dan honda beat pop yang matic (sudah 2 ban di beat pop ini tetap yang depan kanan habis duluan). Sempat saya berpikir apakah wheel alignment  yang tidak beres kah? tapi selidik lebih jauh ternyata banyak teman-teman yang depan kanannya habis juga.



depan kanan si biru

ban depan si biru
Ban depan beat pop
kalau diperhatikan sisi kanan lebih habis kelihatan di kembangan yang alur tipis

Setelah baca-baca dari dari www.rattlebars.com didapatkan kesimpulan bahwa kita yang berjalan di sebelah kiri jalan alias setir kanan maka yang akan tipis duluan adalah bagian kanan depan karena tikungan ke sebelah kanan lebih jauh jaraknya dibandingkan tikungan ke sebelah kiri. Tapi ini tidak terjadi buat yang mengemudi disebelah kanan jalan alias setir kiri karena banyak dari mereka yang habisnya malah sisi sebelah kiri duluan.
di US malah kiri depan duluan habis (courtesy www.rattlebars.com)

Selain itu juga menurut saya adalah keausan sebelah kanan karena posisi road crown alias kontur jalanan yang lebih tinggi dibagian tengah dan lebih rendah di sisi luar yang berperan untuk jalannya air.



Ban Belakang
Ban Belakang ini menarik untuk diamati terutama di bagian chicken stripnya. Chicken strip adalah line terluar dari tapak ban yang tidak menapak aspal, kenapa dibilang chicken? nah diluar negeri sana kalau membully rider yang gak berani sering dibilang chicken, hehehe
Membedakan chicken strip mudah saja lihat saja ban belakang bagian tapaknya kalau ada 3 warna tandanya masih ada chicken strip tapi kalau hanya 2 warna saja tandanya chicken strip sudah habis.

masih ada 3 warna dan chicken strip jelas terlihat
ehm ehm.... 2 warna saja

Mostly ban belakang akan habis dibagian tengahnya meski bagian samping pada ban premium komponnya lebih lunak maka tetap saja bagian tengah akan habis duluan, ya iyalah masa iya motor jalannya miring-miring terus. Kalau si biru sih memang yang bagian tepi kanan habis duluan juga dibandingkan yang sebelah kiri.
Spotted wear juga terjadi ketika kita mem block rem belakang jadi ada keausan di satu tempat saja.

Spotted wear, dikarenakan block rem belakang ketika latihan safety riding

semoga berguna......





Review Nitro OBD2 - Performance Chip Tuning Box

$
0
0
Nitro OBD II..... performance chip tuning box. Awalnya gak sengaja waktu lagi lihat-lihat di tokopedia lihat barang ini. Baca-baca keterangan intinya tinggal colok alat ini di port OBD (on board diagnostic) mobil dan rasakan perbedaannya. Claim alat ajaib ini torsi akan meningkat 25% dan power meningkat 35% sangat fantastis bukan? ditambah harganya dibawah Rp. 100,000 include ongkir Jabodetabek. 

Fungsi alat ini sih memanipulasi ECU jadi mirip-mirip sama piggyback yang mahal itu lo tapi yang ini tidak bisa di program sudah fix saja setelannya. Meski skeptis kok dari port OBD yang fungsinya hanya membaca output parameter mesin kok bisa ya ikutan memanipulasi bacaan ECU sehingga karakter mobil berubah? Karena penasaran makanya saya beli aja toh lihat di tokopedia sudah ribuan barang ini terjual.






Cara pasang:

1. Cari dulu posisi OBD port mobil anda biasanya ada di bawah setir pada kebanyakan mobil Jepang sejuta umat. kalau di Silvi di All New Grand Livina saya ada di sebelah tuas bukaan kap mesin dibawah setir. Sebelumnya yang tidak kalah penting, pastikan dulu mobil anda ada port OBD II nya sebelum beli barang ini ya.





2. Matikan mesin mobil dan cabut kunci kontak


3. Colokkan Nitro OBD


4. Putar kunci kontak ke posisi on atau kontak (bukan di start). Lampu-lampu di Nitro OBD akan menyala


5. Tekan tombol reset di Nitro OBD pakai jarum selama 5 detik untuk reset alat ini. Kemudian tunggu selama 60 detik


6. Nyalakan mesin dan berkendaralah sepanjang 200 km baru alat ini akan menyesuaikan driving habits kita.




menurutnya nunggu 200 km tapi menurut saya ketika pertama kali pasang sudah berasa kok akselerasinya terutama di putaran bawah dan ini di rasakan juga oleh nyonya yang harian pakai mobil ini.
Saat ini saya sudah berjalan menggunakan Nitro OBD ini sepanjang 1,500 km selama 1 bulan dan performa mobil masih OK saja sama seperti ketika pertama kali pasang. Sebagai tambahan informasi ANGL saya ini sebelumnya sudah pasang Borquet fuel catalyst di tangki dan sebelum injector plus tambah lagi filter udara Ferrox.


Selain feel di akselerasi saya juga merasakan mobil jadi lebih irit. Dalam kota baisa untuk wira wiri antar anak sekolah yang dulunya 1 : 9.6 sekarang bisa naik ke 1 : 10.4. Keluar kota yaitu ke Bandung kelihatannya masih sama saja di kirasan 1 : 15. Semua diatas tetap pakai bahan bakar RON 88 yaitu Premium paling banter ke RON 90 yaitu Pertalite.

Ketika jalan pelan di komplek speed 20 kpj an biasanya agak ndut-ndutan tapi setelah pakai Nitro OBD ini ndut-ndut annya hilang dan jadi lebih smooth


Kekurangannya adalah ketika mobil mati dan kunci dicabut lampu di Nitro OBD ini tetap menyala dan cukup terang ketika malam nyalanya menerangi bagian kaki di kabin, karena saya kurang suka jadi saya tutup saja pakai lakban hitam supaya tidak kelihatan lampunya. Ngabisin listrik sepertinya tidak karena lampunya led saja.


oh ya sempat baca lagi buat yang diesel warnanya merah, kalau buat kejar irit adalagi warnanya hijau, kalau yang kuning ini buat mesin bensin.

semoga berguna.......

Bracket Caliper ER6 Broken - Patah

$
0
0
Breket..... setelah hampir 28,000 km saya mau ganti kampas rem belakang si biru untuk pertama kalinya. Putar dua baut allen pakai kunci L dan copot kaliper nya loh kok breket yang ada lubang dudukan kaliper bagian bawah sudah patah?????




Sempat sebel juga dan sekaligus heran kok itu breket bisa patah? kalau dilihat-lihat sepertinya patahan sudah lama karena ada bagian yang tidak mengkilap lagi sudah gelap. Kalau diingat-ingat juga memang sudah lama kalau abis cuci motor dan caliper belakang tersentuh kadang ketika motor jalan pelan kelihatan ada bunyi di bagian rem belakang cuma saya mikir karena keset aja abis di cuci.

Akhirnya telisik dan cari nomor partnya yaitu 43034 kemudian tanya ke Beres didapatkan harga Rp. 400,000 tapi inden selama sebulan. Bah, mana tahan sebulan gak naik si biru.



Tadinya mau nekat cuma di lem aja dan pakai jalan sambil nunggu tapi kok diskusi sama teman-teman dan mekanik katanya bahaya, hehehe iya bahaya setelah tahu sudah patah kalau belum tahu alhamdulillah aman-aman saja.

Di lem dulu

Akhirnya pakai cara murah saja yaitu di las babet atau las aluminium di bengkel bubut deket rumah.
Dengan mahar Rp. 40,000 which is hanya 1/10 dari harga barang barunya, breket kembali utuh lagi oh ya plus modal dikit pilox warna hitam.


Copot ban belakang memang jauh lebih mudah tapi ketika masang sulit juga karena space kanan kiri mepet dengan spee atau spacernya

Kenapa saya memutuskan hanya di las saja?
  • Saya tidak dominan menggunakan rem belakang ketika pakai si biru proven dengan kampas rem yang baru ganti hampir di 28,000 km. Rem belakang saya pakai mostly ketika macet di speed rendah dan kalau terpaksa ketika di tikungan. Rem depan gimana? sudah ganti 3 kali

  • Melihat sudut posisi caliper mostly beban ditahan oleh bagian vertikal dan ini patah di arah horizontalnya

  • Inden nya lama dan bisa jadi more than 1 month


Result


Sekarang root cause kenapa bisa patah
  • Dulu ketika safety riding disini dan disini motor dipaksa block rem atau full breaking dengan rem belakang saja beberapa kali dari speed 60 kpj mungkin ini menyumbangkan panas berlebih di caliper meski gak sampai bikin loss rem belakang karena saya masih pakai selang standar

  • Pernah ketika pakai gembok di cakram belakang kelupaan dan motor terdorong maju tapi ini pelan saja harusnya gak ngaruh

  • Ketika ganti ban di sekitar 17,000 km bisa jadi ada salah handling dari teknisi ban sehingga patah cuma gak bilang-bilang

oh well, ya sudah di ikhlaskan saja sambil berharap hasil las kuat dan aman sentosa sampai nanti

Radial Tire VS Bias Tire

$
0
0
Ban.... lagi-lagi coba nulis lagi tentang ban, kali ini perbedaan antara design ban radial dengan bias. Kenapa baru ditulis sekarang? karena si biru baru ganti sementara ban depannya dengan ban tipe bias yaitu Michelin Pilot Street setelah sebelumnya selalu pakai yang radial type yaitu T30 dan Pilot Road 4 (PR4) jadi pembandingnya lebih apple to apple dan fair karena dipakai di motor yang sama untuk merasakan perbedaannya. Review dari Michelin Pilot Street sendiri sedang saya persiapkan karena masih kurang jauh jalannya.









Bias Tire
Ban ini dibuat dengan lapisan-lapisan karet yang saling menumpuk satu sama lainnya sehingga bagian samping ban dan bagian crown alias kembangan adalah bagian yang saling mempengaruhi.

Bias tire (courtesy of http://agricultural.michelinman.com)

Kelenturan dari sidewall ini yang most likely akan dipengaruhi oleh beban yang diterima yang akan di transfer ke bagian thread atau kembangan sehingga beban berlebih akan menyebabkan bagian thread melengkung dan memperkecil kontak ban ke aspal.
Pada sepeda motor hal ini terjadi ketika akselerasi dimana ban belakang akan bertambah loadnya dan deselerasi menggunakan rem dimana ban depan akan bertambah loadnya.

Courtesy of www.sheehan.com


Dari gambar diatas terlihat kalau ban bias ketika sepeda motor menikung dan melawan gaya sentrifugal maka kontak ban ke aspal akan berkurang. 

Berkurangnya kontak ban ke aspal inilah yang akan meningkatkan resiko ban slide. Kalau di motor saya si biru seringnya ban seperti sepersekian detik hilang kendali ketika motor di flip cepat kanan ke kiri atau sebaliknya, sempat terasa seperti ban depan late respon meski tidak sliding. 
Pernah di motor scoopy yang masih pakai ban standar pabrikan which I believe pasti ban bias ketika nikung rebah ban depan sempat sliding bikin sport jantung.

Bisa jadi berbeda ceritanya kalau saya pasang bias tire di ban belakang bisa jadi efek slidingnya akan lebih besar. 




Radial Tire
Ban ini terdiri dari lapisan dasar yang sama antara sidewall sampai ke bagian crown kemudian dilanjutkan dengan beberapa lapisan tambahan di bagian crown sehingga ban ini mempunyai dua bagian independen atara side wall dengan bagian thread. 



Kelenturan dari bagian side wall tidak akan mempengaruhi bagian thread sehingga bertambahnya beban tidak akan mempengaruhi kontak ban ke aspal.

Akselerasi hebat atau deselerasi mendadak yang kita lakukan tetap akan membuat kontak ban optimal sebagaimana di design. Begitu juga ketika menikung maka tapak ban tetap optimal bersentuhan dengan aspal tidak seperti bias tire.

Courtesy of www.sheehan.com

Well selama ini yang saya rasakan untuk radial tire memang tidak pernah slip kecuali kondisi karet ban yang sudah getas dan memang radial tires jauh lebih ok performancenya dan heavy duty termasuk untuk urusan high speed cornering.





Verdict
Menginginkan performance lebih dari ban silahkan pilih tipe radial tapi biasanya ban ini termasuk premium tires kalau di sepeda motor. Bias tire untuk motor dengan cc kecil sebetulnya juga cocok tapi silahkan pilih yang mid class seperti FDR sport XR evo atau Michelin City Grip Pro yang pernah saya pakai atau yang diatasnya lagi karena gejala sliding tidak pernah saya alami



Liburan Keluarga di Taman Nasional Gunung Halimun Salak - Gunung Bunder

$
0
0
Liburan...... sebelum lebaran mertua kebetulan mengajak liburan rame-rame ketika libur lebaran, kemudian timbullah ide untuk liburan di Bogor saja lebih tepatnya ke TNGHS (Taman Nasional Gunung Halimun Salak) atau lebih dikenal dengan gunung Bunder. Beberapa pertimbangan ambil liburan kesana adalah lokasinya yang agak minggir tidak masuk kota Bogor plus kami berangkat dari area Tangsel serta setelah masuk area TNGHS kita bisa mengunjungi beberapa tempat sekaligus seperti banyak pilihan curug atau air terjun, air panas, wisata sungai, dan kawah ratu. Plus saya sudah beberapa kali ke wilayah ini jadi sudah hafal tempat-tempat nya ada di mana saja




Hari H liburan jatuh ketika H+2 lebaran, karena check in di penginapan adalah jam 14.00 jadilah diatur kami berangkat jam 09.00. Ternyata sudah kesiangan sudah banyak spot kemacetan di pasar Parung, jalan tembus Atang Sanjaya ke jalan raya Leuwilyang sehingga alhasil kami sampai di Pondok Rasamala sekitar pukul 14.00 molor jauh dari estimasi saya yang hanya 3 jam perjalanan maksimal.

Gate TNGHS

Niat berhenti di Curug Cihurang yang jalan kakinya tidak jauh dari lokasi parkir juga kami urungkan karena luar biasa ramai Curugnya dan mulai masuk di wilayah hutan lindung juga ramai plus ditambah jalan yang rusak. Curug Cihurang ini adalah curug pertama dari pintu masuk sebelah barat TNGHS.



Jalan yang rusak ditambah lalu lintas yang padat membuat perjalanan semakin lama, ditambah lagi mobil-mobil pribadi yang sulit menanjak karena kopling panas dan selip juga menambah kesulitan. Ternyata bukan mobil pribadi saja yang kewalahan, motor - motor matic juga banyak yang beltnya panas dan selip jadi terpaksa berhenti di pinggir jalan seadanya. Alhamdulillah kami rombongan pakai 2 MPV dengan transmisi matic masih bisa meladeni jalanan tanpa kendala apapun. Meski kakak ipar dan mertua komen harusnya naik SUV sekelas Fortuner dan Pajero.


Jalan depan curug ketika sepi di 2015

Penginapan kami pilih di Pondok Rasamala sewa 1 villa dengan 3 KT dan 2 KM serta dapur dan pilihan jatuh di villa Batarua namanya dengan rate Rp. 3,000,000 per malam. Selain menyediakan villa di pondok Rasamala juga ada glamping (glamorous camping) dengan fasilitas yang bagus termasuk kamar mandinya kalau gak salah ratenya Rp. 2,000,0000 untuk 1 tenda per malam, disini juga ada kolam renang, sungai kecil buatan, playgorund anak-anak, dan banyak spot yang instagramable. Tidak lupa kita bisa pesta jagung bakar ditambah api unggun atau karaoke supaya semakin meriah acara malam hari di villa. Masalah makanan pun tidak perlu bingung bisa pesan sekalian prasmanan dan rasanya juga enak, hanya harga per orang yang mahal sekitar Rp. 50,000










Karena mess up di traffic maka acara dilanjutkan dengan berenang di sore hari, kebetulan kolam hanya diisi setinggi paha orang dewasa sehingga pas dijadikan kolam anak-anak. Setelah berenang balik ke villa dan lanjut dengan makan malam, api unggun sambil main kembang api dan lanjut lagi dengan jagung bakar. Additional selain villa dan makanan bisa lo bayar langsung di penginapan ke petugasnya dengan harga yang lebih murah dibanding lewat kantor travel mereka yang ada di Jakarta, hehehe








Keesokan harinya jam 07.00 kami sudah jalan dari villa lanjut ke Curug Cihurang dan benar saja masih sepi sekali dan kamilah yang pertama datang, disini bayar lagi retribusi Rp. 10,000 per orang, kalau saya sih biar murah ditanya berapa orang saya jawab saja jumah orang dewasanya yang anak-anak tidak saya sebut suruh hitung sendiri, kadang dari 5 anak mereka hanya hitung 1 anak saja, lumayan ngirit kan? hehehe Curug ini jadi pilihan supaya mertua yang sudah sepuh tidak terlalu capek jalannya dan bisa menikmati di Curug. Ada lagi satu pilihan curug yaitu Curug Ngumpet yang jalan dari parkiran tidak terlalu jauh tapi sedikit menanjak jalannya.






Puas main di Curug kami balik ke penginapan dan ganti baju lagi disana, Setelah beres-beres lanjut lagi ke air panas yang wilayahnya keluar ke arah Timur sebelum pos masuk sebelah Timur dan melewati Curug Cigamea yang merupakan curug utama disini dan yang terbesar.
Rupanya saya salah prediksi karena perlu jalan kaki jauh turun ke bawah sampai ke samping sungai dan terjal sama seperti di Curug Cigamea. Alhamdulillah si mas yang umurnya 6 tahun kuat naik turun sendiri, malah adek-adeknya gantian minta gendong kadang saya gendong 2 anak. Air panasnya kaya akan besi sehingga warnanya coklat keruh dan karena kami datang siang jadi sudah ramai sekali. Di area air panas ini juga banyak warung-warung sehingga urusan minum atau jajan cemilan tidak perlu kuatir.




Next day kami check out sekitar pukul 07.30 untuk mengindari macet dan benar saja jalanan masih relatif lancar. Tidak lupa beli oleh-oleh dulu roti unyil di Yasmin lanjut beli tape di persimpangan gaplek dan pulang lewat puspitek. Alhamdulillah sampai kembali di rumah sekitar pukul 13.30 setelah makan siang dulu di daerah BSD.

Liburan yang seru dan next trip adalah ke Lampung which is in the next two weeknya mumpung anak-anak masih libur sekolah, nah ada di next artikel ya....
anyway, setelah nginep disini saya gak jadi memutuskan untuk glamping berhubung di villa aja sudah dingin banget apalagi pakai tenda ya harus banyak persiapan dulu untuk pakaian dan penghangat badannya.



Liburan Keluarga ke Lampung

$
0
0
Liburan...... setelah saya ngantor seminggu setelah sebelumnya ketemu libur lebaran dimana libur lebaran 3 hari spend di Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) artikelnya disini, saya putuskan lagi untuk liburan ke Lampung. Main course liburan ke Lampung ini sebenarnya adalah memberikan experience baru bagi 3 anak saya untuk naik kapal Ferry, kalau naik kapal kecil sih udah biasa tapi ini kan kapal besar dimana banyak mobil dan truk bisa masuk.




Perjalanan dimulai pukul 07.00 dari rumah mertua area BSD, sempat sebel karena perlu muter-muter dulu ada car free day akhirnya bisa juga masuk tol Tangerang - Merak sekitar pukul 08.00 ternyata hari Minggu tol ramai termasuk di semua rest area banyak bus besar yang ke arah Barat dan banyak yang exit di sekitar Cilegon. Akhirnya kami baru bisa rest sejenak di pom bensin besar sebelah kanan jalan setelah exit tol Merak yang toiletnya lumayan lega.


Masuk ke pelabuhan bayar Rp. 374,000 untuk mobil tapi orangnya tidak dihitung tuh dan yang penting ini harga resmi ada struk dan tidak ada pungutan liar lo dan para petugas lapangan pun sungguh-sungguh menjalankan tugasnya. Ketika kami masuk ke dermaga kapal baru mau sandar jadi saya bisa ajak anak-anak lihat dari dekat proses kapal bersandar sekitar pukul 9.30. Sayangnya jembatan khusus ke dek mobil yang ada 1 tingkat diatas dek bawah tidak dioperasikan jadinya kami masuk dari dek bawah bareng truck kemudian mobil baru naik ke atas lewat ramp yang ada di dalam kapal. Disini juga saya baru sadar bahwa setelah muatan kapal pertama turun sampai pintu masuk tertutup sudah dipatok maksimal 30 menit saja. Hari Minggu ini termasuk ramai kapalnya berbeda tidak seperti hari Senin besoknya ketika saya pulang dari Lampung.








Supaya proses berlabuh terlihat jelas maka semua saya ajak naik ke dek paling atas sambil melihat menikmati pemandangan dan disini anak-anak sangat excited apalagi ketika kapal sudah berjalan, ortunya sudah kepanasan tapi mereka belum mau turun ke ruangna VIP yang pakai AC. hehehe
Di ruangan VIP ini masing-masing orang di charge Rp. 10,000 - 15,000 tergantung kapalnya dan fasilitas yang ada di ruangan VIP, kalau saya sih hanya bilang jumlah dewasanya berapa tidak sebut anak-anaknya kalau ditanya baru bilang dan 3 anak ini digabung saja ke tiket 1 orang dewasa.

Sekitar pukul 12.30 kami turun dari kapal di Pelabuhan Bakauheni ketika keluar pelabuhan cukup kaget juga sudah ada tol Sumatra sebelum masuk jalan raya Lampung, wah nanti kalau sudah jadi makin asik nih bisa liburan ke Palembang, Jambi, jadi destinasi baru. Dari Pelabuhan kami berhenti di menara Siger yang jadi icon Lampung. 



Setelah puas foto-foto lanjut tancap ke Kalianda untuk late lunch sekitar jam 14.00. Rejeki mertua bagus juga, ngidam pindang ikan eh dapet juga nih pindang Palembang. Kesan di kota Kalianda ini adalah kota yang sepi tapi mulai ramai ketika sore harinya




Dari sini kami jalan melipir jalur pantai ke arah Selatan ke arah pantai Canti. Sampai di pantai Canti kurang lebih 30 menit perjalanan dari rumah makan tadi didapatkan pantai yang sepi dan cukup bagus tapi bayar dulu retribusi Rp. 10,000 pukul rata dari dewasa sampai anak-anak. Setelah cek ruangan bilas akhirnya diputuskan untuk main air dulu di pantai. Tapi perlu berhati-hati juga selain banyak papan warning kalau berenang cukup sebatas pinggang saja karena tidak ada life guard juga disini. Pantai Canti ini bisanya hanya main air dan menikmati pemandangan saja tidak seperti pantai Mutun yang pernah saya datangi bisa bermain beberapa mainan air.








Pukul 17.00 kami bertolak dari pantai Canti tancap ke Bandar Lampung dan jalanan mulai ramai jadi baru masuk ke Restoran Bukit Randu sekitar pukul 18.45. Kebetulan kami menginap di Hotel Bukit Randu ini juga dan tempat ini recommended banget karena terletak diatas bukit jadi terlihat pemandangan Bandar Lampung. Selain itu mertua saya sangat berkesan ketika mendegar suara adzan Subuh yang bersahut-sahutan dari beberapa mesjid yang ada di bawah bukit. Playground anak-anak ada di bagian restoran sedangkan kolam renang ada di bagian hotel. Hotel punya 4 lantai dimana ground levelnya ada di lantai 3 dan 2 lantai lagi ada dibawah Lobby.







Next day, kami check out pukul 07.30 dan tancap ke Puncak Mas, yang klaimnya destinasi baru yang lagi hits di Lampung. Disini cukup bayar Rp. 20,000 saja per orang dewasa, yang anak-anak tidak dihitung. Disini banyak spot yang instagramable karena posisi di atas bukit jadi selain terlihat kota juga bisa kelihatan lautnya. Playground anak-anak pun available disini dan ada juga food court yang menurut saya buka menjelang siang. Yang berkesan bagi saya ada 1 spot tanjakan curam menuju lokasi Puncak Mas yang bikin mobil dengan muatan berat bakal kewalahan kalau ancang-ancangnya kurang.














Pukul 09.00 kami tancap lagi turun ke bawah berhenti di toko oleh-oleh Yen Yen yang terkenal di Lampung and pukul 10.00 tancap lagi ke Bakauheni. Pukul 13.00 kami baru masuk kapal setelah sebelumnya Lunch dan solat terlebih dahulu. Alhamdulillah kembali lagi ke rumah pukul 18.30

Perjalanan ke Lampung memang menyenangkan ketika perjalanan darat tapi di kapal lama kelamaan bosan juga dimana jarak hanya sekitar 40 km tapi kita menghabiskan waktu dikapal sekitar 2 - 4 jam, apalagi anak-anak ketika pulang sudah tidak begitu excited lagi ketika naik kapal.


next trip? masih dipikirkan mungkin ke Purwakarta tapi sebelumnya saya touring dulu sendiri ke Lombok.



Michelin Pilot Street Review - ER6

$
0
0
Pilot Street.....  pilot street non radial jadi pilihan saya setelah sekian lama di PHP oleh Battlax S21 dari bulan Maret. Berhubung PR4 bagian depan sudah tipis dan feel nya sudah berantakan maka pilihan sementara saya jatuhkan pada Pilot Street yang sama-sama dari pabrikan Michelin, size yang saya pilih adalah 120/70 yang merupakan size standar di ER6. Sedangkan ban belakang sendiri saya tetap pakai PR4 karena masih lumayan tebal, mau diganti nanti sekalian ketika S21 datang. Mau tau lebih lanjut mengenai Pilot Road 4? ada disini bro







Ban ini bikinan Thailand sama seperti city grip pro yang saya pakai di Beat pop sebelumnya. Kembangan ban tetap sama antara ban depan dengan ban belakang hanya saja arah rotasi ban yang perlu dibalik arahnya tidak seperti premium tires yang selalu berbeda kembangannya maupun ban lokal yang depan belakang sama saja alurnya.


Sebetulnya agak ngeri juga pakai pilot street ini karena tipe bannya adalah bias tire bukan radial tire yang baisa saya pakai plus pakai nylon belted bukan steel belted jadi saya belum berani main full kasar seperti pakai premium tires karena power dan bobot ER6 yang besar. Kalau dipasang di motor 250cc kebawah bisa jadi lain lagi ceritanya alias bisa jadi lebih cocok. Sepertinya efek design bias tire ini adalah yang menyebabkan terlalu rebound di jalan keriting ketika dipasang di ER6. Perbedaan antara radial tire and bias tire bisa dilihat disini

Bias Tire (Courtesy of http://agricultural.michelinman.com)


Saat ini si pilot street sudah bertugas selama 725 km dan sudah digantikan dengan Battlax S21. So bagaimana feel berkendara selama pilot street bertugas di ban depan si biru Ninja 650?

Performance & Feel
  • Pertama yang dirasakan setelah terpasang adalah ban ini licin karena masih ada lapisan lilin yang melapisi ban. Tapi licinnya ini tidak berlangsung lama hanya sekitar 30 km saja setelah itu baru ketahuan performance aslinya.

  • Cornering setelah masa inreyen selesai juga yahud almost same with premium tires asal melahap tikungannya smooth meski high speed, kalau dikasarin berasa kurang sharp malah sering berasa melebar

  • Flicking the bike menurut saya terlalu banyak rebound dari ban jadi berkesan kurang mantap sangat terasa kalau kita flicking cepat dari kiri ke kanan atau sebaliknya

  • Rebound di jalan rusak pun ok nyaman dibanding saya pakai PR4 yang sudah mulai getas cuma saya kok merasa ada getaran-getaran yang beda tidak seperti ketika pakai PR4, terutama ketika melakukan pengereman berasa seperti disc brake tidak rata seperti krek krek krek. Tapi feel tidak nyaman ini tidak terasa ketika saya sudah ganti ke S21, most likely ini karena pengaruh bias tire.

  • Cornering di jalan keriting kurang ok karena terlalu rebound jadi berasa kurang sharp

  • Breaking sama pakemnya seperti pakai PR4

  • Wet road berasa licin ketika cornering dan bikin gak pede, hehehe terutama efek jarang hujan jadi lama gak dapat feelnya ketika hujan. Gravel road juga belum dicoba performance nya.

  • Model kembangan sepertinya biasa saja tidak kelihatan wah



Verdict
Pilot street untuk kelas medium tires and ban impor yang murah (Rp. 495,000) kualitas dan performancenya menurut saya cukup kalau dipasangkan di moge kalau kantong lagi ngepas tapi jangan terlalu kasar pakai motornya karena ban tidak sanggup melayani tenaga motor, bisa jadi kalau saya pakai ban ini di bagian belakang akan sering slide nya. Tapi menurut saya ban ini untuk motor dengan 250 cc kebawah lebih cocok karena pas dengan tenaganya, seperti Michelin City Grip Pro yang saya pasang di beat pop itu cocok sekali dan tidak over reboundnya.


Semoga berguna.......

Review Z800 from ER6F user

$
0
0
Z800....... nama sebuah motor yang sudah sekitar 4 tahun mengaspal di tanah air dimana di awal kelahirannya ini adalah motor 4 silinder 800 cc dengan harga yang paling murah tidak sampai Rp. 170,000,000 tapi kini dengan kenaikan pajak barang mewah harga baru motor ini sudah sekitar Rp. 220,000,000. Harga seken nya dengan aksesoris aftermarket termasuk knalpot ada dikisaran Rp. 160,000,000 - Rp. 170,000,000 tergantung kondisi motor itu sendiri.
Saat ini saya masih setia pakai ER6F alias ninja 650 si biru kesayangan selama 3 tahun dan millagenya sudah 29,000 km ++, lah kok tiba-tiba my big bro kasih pinjem Z800 kesayangan doi buat nge kost selama 3 hari 2 malam sekitar 100 km. Nah gimana feel dari Z800 dari saya yang sehari-hari pegang ER6? cekidot......





Sebelum mulai saya sebutkan apa saja yang ada di motor anak kost ini yaitu
  • Lowering kit 
  • Knalpot aftermarket Akrapovic
  • Ban depan baru Metzeller Tourance
  • Ban belakang S21 sudah 70% pemakaian di bagian center
  • Master rem depan brembo (caliper semua masih Nissin)
  • Millage motor yang sudah uzur yaitu sekitar 50,000 km ++
  • Serta asesoris lainnya yang tidak berpengaruh ke performance serta handling



Pertama kali duduk di motor ini langsung berasa posisi stang yang lebih mendekat sedikit ke arah badan tetapi badan masih tetap tegak tidak seperti supersport yang harus jauh meraih ke depan dan menunduk. Pengaruh lowering kit sangat terasa dimana kaki masih sedikit jinjit sama seperti ER6 saya yang sudah pakai riser shock belakang dibanding dengan standarnya Z800 saya jinjit balet seperti naik versys. Perlu diingat jinjit apa tidaknya ketika kita naik motor akan mempengaruhi level kepedean kita dikala macet apalagi saya hanya 170cm yang merupakan tinggi badan rata-rata orang Indonesia




Putar kunci dan nyalakan mesin langsung terdengar suara berdehem dari knalpot Akra, coba puntir gas di keadaan statis RPM cepat naik lebih cepat dari ER6 ok langsung saja siang-siang motor ini dari Episentrum saya boyong ke kantor di Gatot Subroto serta besoknya saya juga pakai pulang pergi ke tempat kerja. 
Route pagi saya sekitar jam 5 an dari Bintaro - Pondok Indah - Haji Nawi - Blok A - Wijaya - Tendean - Gatsu. Sedangkan pulang kantor sekitar jam 15.45 dengan rute kebalikannya saja, mostly bawa motornya digeber supaya tahu powernya si Z800 ini sampai mana meski saya kurang suka main RPM tinggi karena saya penganut torque rider di RPM rendah





Beberapa hal yang patut di remarks dari riding di dalam kota:
  • Suara knalpot terlalu kalem jadi banyak motor-motor tidak tahu diri yang jalan pelan-pelan di kanan gak mau minggir juga, kalau si biru sih saya biasanya main klakson aja pakai klakson keong andalan baru pada minggir

  • Di antrian traffic light masih banyak motor-motor yang mepet-mepet karena gak tau ini moge, kecuali pas di geber baru pada minggir and nengok. Beda sama ketika saya naik si biru pemotor lain masih suka pada sungkan mepet-mepet.

  • FC di odometer dapat sekitar 1 : 12 - 13 km / liter mostly karena saya sering main RPM tinggi dan betot gas tapi kalau main anteng masih bisa dapet 1 : 14 sampai dengan 1: 18. FC 1 : 20 an masih bisa didapatkan kalau touring (berdasarkan obrolan para pemakai Z800). Di ER6 saya dapat 1 : 18 dalam kota dan 1: 27.5 luar kota kalau touring santai

  • Ini motor tidak ada panas-panasnya gak seperti ER6 yang bikin keringetan dan me manggang ridernya waktu macet. Suhu di dashboard maksimum hanya 103 deg C ini udah dipakai macet-macetan antri dan tidak matikan mesin di lampu merah. Di ER6 biasanya kalau di lampu merah saya matikan mesin supaya gak terlampau panas ke rider



Performance
  • This bike is a beast.... tapi beast yang jinak dan sangat menurut dengan respon bukaan throttle gas. Semburan tenaganya naik secara linear sejak RPM rendah sampai ke limiter di 12,000. Gear 1 bisa meraih speed sampai 100 KPJ dengan satu helaan nafas. Perbandingan percepatannya bisa saya bilang hampir 2 kali lebih cepat dari ER6 (113 HP @ 10,200  83Nm @ 8,500 VS 72 HP @ 8,500 64Nm @ 6,500) . Saya merasa nafasnya kok panjang banget padahal selisih limiter hanya 2,000 RPM saja (ER6 di 10,000 and Z800 di 12,000). Torque rider seperti saya puas juga dengan power motor ini karena sudah nendang tenaganya di RPM bawah, sedangkan para penyuka hi RPM juga akan tetap di entertain karena power motor ini tetap mengisi di RPM atas.


  • Dikarenakan posisi duduk yang sigap dimana handle bar mendekat ke badan dan posisi footstep yang pas bagi saya posisi ini perfect untuk menahan jambakan setan nya. Dengan posisi badan seperti ini juga menurut saya membuat Z800 yang lebih berat 30 kg dari ER6 menjadi lebih mudah ditekuk-tekuk di kemacetan sehingga bikin lupa diri kalau beratnya motor ini lebih dari 1/4 ton atau sekitar 230 kg.

  • Breaking strength menurut saya hampir-hampir sama saja dengan ER6 kekuatan rem nya dengan caliper yang masih menggunakan Nissin. Bedanya Z800 ada ABS yang sempat saya test untuk rem belakang berfungsi baik tidak bikin lock ban belakang

  • Performa shock breaker patut saya acungi jempol dimana yang depan adalah USD sedangkan belakang uni trak dengan gas charged. Membuat berjalan di jalan rusak atau keriting jadi jauh lebih enak bantingannya. Begitu juga ketika menikung di high speed lebih stabil dibanding ER6. Menepis anggapan bahwa shock nya lebih keras

  • Motor kelihatan lebih ramping ketika kita ada diatas motor, jelas karena ini naked bike sehingga bikin lebih pede selap selip ketika di kemacetan. Kalau di ninja harus make sure dulu spion lewat kemudian baru stang sedangkan di Z800 hanya perlu make sure stang lewat saja

  • Ketika heavy rain dan cornering di tempat yang ada genangan air atau menerobos genangan air tipis dengan speed medium. Ini motor stability nya patut diacungi jempol tidak ada gejala slide atau aquaplanning

  • Perseneling lebih halus terutama dari N ke gear 1 masuk lebih smooth tidak seperti ER6 yang masuk nya bletak.



Desain and Others
  • Secara desain bagi penyuka streetfighter atau naked bike hampir bisa dibilang nilainya perfect hanya saja model nya mirip-mirip sama adiknya Z250. Kalau istri saya lebih suka sport bike yang pakai fairing jadi komennya pertama lihat motor ini kok gak seperti motor mahal, hahaha




  • Foto disandingkan dengan si biru Ninja 650 saya si Z800 ini terlihat lebih kecil sedikit karena tidak ada fairing dan bagian belakang lebih rendah karena sudah pakai lowering kit padahal lebar badannya sih sama saja.

  • Buat boncengan posisi kaki boncenger lebih menekuk sedikit dibading ER6 dan jok lebih kecil dan tipis jadi masih lebih nyaman menunggangi ER6

  • Penerangan standar menurut saya sama saja seperti ER6, kalau sering jalan malam atau ke tempat-tempat minim pencahayaan perlu upgrade pasang lampu sorot tambahan. Apalagi naik moge yang cenderung high speed

  • Getaran mesin lebih terasa sampai di seat ketika RPM 8,000 ke atas tapi saya tidak tahu apakah ini karakter Z800 atau karena millage motor yang saya test sudah uzur?

  • Pada RPM 6,000 ke atas mengendurkan gas sedikit saja sudah berasa deselerasinya (engine break)

  • Suara 4 silinder plus knalpot aftermarket bikin ER6 kalah jauh pointnya


Verdict
Motor ini jadi pilihan bagi yang ingin naik kelas ke 4 silinder dikarenakan easy to ride, populasi motor yang banyak, spare part yang relatif banyak didukung pula dengan bengkel after sales yang cukup memadai. Bagi yang bertinggi badan sekitar 170cm ke bawah, patut dipertimbangkan untuk memasang lowering kit atau papas jok supaya kaki lebih nyaman menapaknya.

Satu yang bikin saya kurang suka adalah bagian gearbox terlalu lebar atau offset keluar, kalau tidak pakai slider atau slider terlalu pendek dijamin bagian ini akan bonyok duluan ketika sedang apes.

Biasa naik ER6 lalu naik motor ini (yang sudah dipasangi lowering kit) tidak perlu ada penyesuaian menurut saya langsung klik saja. Beda ketika naik supersport (R1) atau adventure kelas berat (GS 1200)

Bagaimana ketika touring? sayang sekali saya belum berkesempatan jajal buat touring tapi banyak kok rider Z800 yang touring jarak jauh dengan motor ini. Seandainya kurang nyaman tinggal tambah lowering kit plus riser handle bar.

semoga berguna......








Tips and Trick Pakai Ban Premium

$
0
0
Ban..... dalam hal ini ban motor, harganya pun beragam dari yang paling murah sampai premium yang harganya lebih mahal dari ban mobil standar. Seperti kata pepatah ada uang ada barang nah itu juga yang ada pada ban pilihan untuk tunggangan kesayangan. Ban yang branded dan premium tentunya performancenya jauh di atas rata-rata, kalau bro sekalian ketika berkendara sering yang mengalami sliding atau bahkan crash karena tiba-tiba kehilangan traksi (dalam hal ini diluar faktor ada tumpahan oli, solar atau air di aspal) patut dipertimbangkan untuk upgrade ban motornya ke premium tires. Kecuali sudah pakai ban baru yang premium terus masih slide juga itu tandanya harus di sekolahin lagi tangan kanannya atau pakai riding aid (traction control, ABS, dll)




Premium tires mempunyai beberapa keunggulan diantara lain adalah ban yang sudah didesain untuk hi speed dan load besar (ketika pengereman contohnya) bahkan ada beberapa di klaim yang mengunakan turunan teknologi ban yang di pakai pada MotoGP. Pilihan kompom ban pun beragam seperti pada ban depan mulai dari single medium type compund sampai dual compound dimana medium di tengah dan soft di edge. Sedangkan ban belakang dari 3 compound sampai 5 compound (ada di S21 yang saat ini saya pakai), pada ban belakang center compund bagian tengah biasanya hard kemudian agak ke pinggir medium dan paling pinggir sendiri adalah soft.
Hard compund ditujukan untuk memperpanjang millage sedangkan soft untuk traction, di ban depan mostly premium tires akan set minimal medium compound untuk memperbesar traksi. Perlu diingat loss traction di ban belakang lebih forgiving dibanding lost traction di ban depan yang mostly lead us to crash or disaster.



Moge oleh kebanyakan baru keluar di weekend saja atau ketika touring saja, nah gimana supaya ban lebih awet dan baik performanya?
  • Gunakan paddock stand belakang dan depan kalau motor seringnya parkir, ini ditujukan untuk menghindari ban kontak terus menerus dengan tanah dan terpengaruh oleh naik turunnya suhu tanah.

  • Parkir motor di tempat yang tidak terkena paparan sinar matahari langsung

  • Jangan lupa setelah parkir lama, ban kembali di pompa tekanannya sesuai rekomendasi pabrik motor bro sekalian. Pernah ada teman saya motor lama tidak dipakai main gas saja alhasil ketika cornering di aspal basah jadi crash, setelah diselidiki karena tekanan bannya kurang. Tekanan ban yang sesuai rekomendasi juga mengurangi resiko ban terkena ranjau paku lo bro.

  • Kalau ada kerikil kecil menyelip diantar kembangan jangan lupa dikeluarkan supaya ban tidak rusak

  • Kalau ban sudah mulai berumur jangan lupa cek kekerasan compound nya karena traksi akan menurun seiiring karet yang mulai getas
Cek kegetasan ban dengan ditusuk pakai kuku


Di motor ninja saya sudah 3 kali ganti ban biasanya millage hanya sekitar 10,000 km atau 1 tahun pemakaian, biasanya ban bagian depan duluan yang habis karena motor saya pakai harian dalam kota dan sering pakai rem depan. 

Kebablasan pakai, kalau dijual gak laku sudah botak sebelah


Pakailah ban sampai sebelum botak, kenapa? selain lebih safe kalau melintas di jalan basah ternyata ban bekas ini masih punya nilai jual alias bisa dijual ke para pemakai motor kecil via marketplace seperti OLX. Mostly kalau kasih harga dibawah 500 ribu pada berebutan tuh, kadang saya iklankan pagi di sore hari sudah ada yang angkut bannya di rumah.

ini membahayakan ban nya apalagi kalau jalan basah


Pengalaman saya untuk jual ban premium bekas dapat harga seperti dibawah ini:

Ban depan T30 laku 200 ribu
Ban belakang T30 laku 300 ribu

Ban Belakang PR4 laku 675 ribu


Pengiriman ke tempat lain kalau bukan COD gimana? bisa pakai JNE trucking atau JNE paket JTR cukup 25,000 per 10 Kg buat Jabodetabek, waktu kirim hampir sama saja seperti reguler yaitu 3 hari tapi expect to be delay bisa sampai 1 minggu


semoga berguna......







Touring to Lombok

$
0
0
Lombok...... jadi salah satu tujuan touring besar tahun ini mengingat banyak sekali jadi destinasi foreign tourist setelah Bali disamping itu banyak teman-teman serta keluarga yang berlibur disana selalu komentar disana jalannya enak sekali buat motoran disamping pemandangan alam yang ciamik. Kalau Bali sendiri sudah kami lalui tahun lalu yang artikelnya ada disini

Motor sewaan Vario 125 kami pilih demi efisiensi biaya mengingat biaya towing motor bolak balik sekitar Rp. 5,000,000 per motor vv. Kalau saya sih no problem ya mengingat touring yang dinikmati ya pemandangannya, toh kalau pakai Vario juga bisa gas pol. Jauh hari sebelum berangkat persiapan dilakukan dibantu dengan tour guide yang juga merupakan riders sekaligus penduduk Lombok untuk menyusun itinerary serta handle ground transportation selama kami disana.






Day 1: 5 August 2017

Kami berangkat mengunakan first flight Lion disamping murah juga kemungkinan delay nya kecil. Arrived di Lombok sekitar pukul 08.00 WITA sambung dulu sarapan di kaki lima dilingkungan airport sambil menunggu driver mobil elf untuk membawa rombongan kami sebanyak 7 orang. Sebetulnya elf ini kalau dimuati penuh bisa isi 15 orang tapi membawa 7 orang jadinya sangat lega dan nyaman.


Stop pertama kami berhenti di kampung tenun Sukarare, disini kami melihat para wanita yang menenun sambil diceritakan bahwa untuk menenun kain yang kompleks bisa menghabikan waktu satu sampai 2 bulan, dan dalam satu hari hanya bisa menenun sekitar 10 cm saja. Di sepanjang jalan pedesaan ini juga bisa kita lihat lumbung padi tempat menyimpan stok padi selama musim paceklik. Disini juga menjual kain tenun dengan beragam kualitas mulai dari yang murah sampai yang mahal (teman saya berhasil tawar dari harga Rp. 1,500,000 dilepas di Rp. 700,000), sarung, dan tas tenun tapi ya menurut saya harganya mahal-mahal dan overprice. Mungkin karena yang datang bapak-bapak jadi digetok tinggi semua harganya.




Lumbung


Dari kampung tenun perjalanan dilanjutkan lagi melewati daerah yang saya lupa namanya tapi disini pusatnya kerajinan gerabah atau tanah liat. Disini kami hanya numpang lewat berhubung akan merepotkan bawa gerabahnya, jadi kami berhenti di tempat kerajinan mutiara didekat kota Mataram. Di tempat jual mutiara ini dijual mulai dari mutiara laut yang harganya paling tinggi (paling murah sekitar Rp. 1,500,000 dan bersertifikat), mutiara tawar (paling murah sekitar Rp. 800,000 dan bersertifikat) dan mutiara air mata (buatan murah meriah pin dan bros sekitar Rp. 100,000)

Mutiara Air Laut

Mutiara Air Tawar
Mutiara Air Tawar

Mutiara Air Mata

Mutiara Air Mata



Lunch time kami stop by di resto Nada Alam Nyaman didaerah Bintaro untuk menyantap kuliner khas Lombok yaitu ayam bakar Taliwang. Setelah kenyang lunch lanjut lagi ke toko oleh-oleh Gandrung yang menjual pakaian, sandal, gantungan kunci, tempelan kulkas, dan beragam oleh-oleh yang mostly bukan makanan. Setelah puas kami check in di hotel Central Inn yang berada di pusat keramaian di Senggigi. Nilai plusnya selain di pusat keramaian, akses ke pantai Senggigi pun dekat sekitar 10 menit jalan kaki saja tapi bad sidenya adalah sulit buat istirahat dimalam hari karena bising dengan live music dari cafe-cafe yang bertebaran disekitaran hotel.

Ayam Taliwang and Plecing Kangkung 


Senggigi Beach

Senggigi Beach


Sore hari setelah menikmati pantai kami lanjut dengan ambil motor sewaan tapi sebelumnya motor sewaan kami isi bensin dan isi angin bannya. Short riding ke utara arah Pamenang termasuk berhenti di 2 spot indah untuk berfoto kemudian turun lagi ke selatan melalui monkey forest dan jalur berliku perbukitan, di sore hari jalanan dari Pamenang melewati monkey forest sampai ke Mataram kurang recommended karena selain ramai kadang ada beberapa truck yang memperlambat tempo perjalanan dan sulit untuk disalip. Aspal di monkey forest ini juga relatif kurang mulus meski jarang lubang-lubangnya, tapi aspal selain wilayah ini sih mulus lus lus. Break dinner kami lakukan di salah satu rumah makan yang menghidangkan sate sapi Rembige dan sop Belulang di area Mataram yang juga merupakan khas Lombok.

Tampak dari kejauhan Gili Trawangan


Day 2: 6 August 2017
Setelah sarapan yang umumnya disini pukul 07.00 kami mulai packing lagi dan memasukkan semua barang ke support car yaitu Avanza yang dikemudikan oleh tour guide kami. Berhubung tempat rental motornya kurang sigap, jadilah kami ketiban rejeki dapat sewaan 2 unit Z250 dan 1 unit ER6N. Memang sih jadwal perjalanan jadi molor dan siap semua ketika di pukul 10.00 termasuk harus ambil motornya di selatan Mataram but its ok.


Hari kedua ini dimanjakan dengan melewati jalan bypass Mataram dimana para pemakai Vario bisa putar gas pol sampai mentok karena jalan luas 2 jalur masing-masing dengan separator di tengah jalan dan tak lupa aspal yang mulus hanya di beberapa spot terkendala angin dari samping saja tapi lurus saja beberapa km.
By pass Mataram                                                           











Sekitar pukul 11.30 kami sampai di pantai Selong Belanak yang menurut saya merupakan pantai terindah pada trip kali ini, ketika di jalan pun sering kita berada di atas bukit dan melihat pantai dari kejauhan, mirip-mirip bukit Habibi didaerah Pelabuhan Ratu menuju Sawarna bedanya ini banyak sekali spot seperti ini. Next trip sepertinya harus menginap di pantai ini dibanding menginap di Senggigi.

Hyundai Accent Open Cup, baru lihat disini



Puas menikmati Selong Belanak kami lanjut lagi ke pantai Kuta dan melewati pantai Mawun (infonya pantai ini juga tidak kalah bagus dengan Selong Belanak), sampai di pantai Kuta sebenarnya saya sedikit kecewa karena sedang berantakan karena pembangunan infrastruktur pantai untuk pariwisata kedepannya. Video riding dengan ER6N dari Selong Belanak ke Pantai Kuta bisa dilihat di link youtube disini





Lepas dari pantai Kuta kami beranjak lagi ke utara menuju daerah Praya dan makan siang ayam goreng disana





Dari Praya pukul 14.00 melaju lagi ke arah utara ambil jurusan Sembalun dan terus melaju ke arah Pusuk Sembalun, kalau diri saya sendiri ya paling senang dengan jalan menuju Pusuk Sembalun ini yang merupakan uphill penuh tikungan serta udara hutan yang sejuk. Tidak lupa ketika tiba di Pusuk Sembalun pukul 16.30 kami berfoto dengan back ground perbukitan and kota di lembahnya komplit dengan kabut yang ada disini. Video riding uphill track ke Sembalun bisa dilihat di link youtube disini





Hari kedua ini kami beristirahat di hotel and restaurant Nusantara Sembalun..... a perfect choice karena buka pintu kamar langsung disuguhkan menu utama yaitu pemandangan gunung Rinjani dan yang paling penting adalah tenang serta dingin.



Day 3: 7 August 2017
Suhu udara di pagi hari sekitar 18 deg C berkhasiat menyembuhkan batuk yang sudah dimulai dari sebelum berangkat ke Lombok. Pagi hari kami menjelajah ke jalur hiking sampai stop point pertama pendakian dan berfoto disana. Bagi yang mau mendaki ini adalah stop point mobil pick up untuk drop para pendaki.






Jalur mendaki Rinjani

Stop point drop off pick up for trekking


Pukul 09.30 kami kembali melindas aspal but sometime sekitar jam 10.00 saya terlibat accident single karena ban belakang Z250 yang saya kendarai slide terlalu banyak sehingga keluar aspal dan motor melintir. Oh well.... dari yang tadinya mau tancap langsung ke Pamenang untuk menyebrang ke Gili terpaksa dibelokkan dulu ke Mataram untuk perbaikan motor dan saya dipijet dulu kakinya supaya besok hari bisa berjalan. Teman riding saya juga ikut nyusruk dibelakang saya karena kaget motor saya melintir, nanti akan dibahas terpisah lesson learn nya di artikel selanjutnya.

With Rinjani as Background
Another Breathtaking View


Sore hari kami berhasil menyebrang ke Gili Trawangan dengan speed boat yang hanya menghabiskan waktu sekitar 10 menit saja sampai ke jetty sekitar selatan Gili Trawangan. Sempat tukar hotel juga karena hotel Ocean View 2 yang kami book tiba-tiba melepas kamarnya ke orang lain dan kami dapat kamar yang buruk. Akhirnya kami menginap di new Rudy yang menurut kami lebih baik tempatnya kemudian sambung dengan makan malam di pasar seni yang ada di depan Jetty.



Day 4: 8 August 2017
Ternyata di Gili Trawangan sini lebih bising dibanding Senggigi kurang cocok untuk yang menyukai ketenangan seperti saya apalagi di malam hari dimana-mana ada party dan kebetulan semalam adalah full moon party.


Pagi hari setelah solat Subuh saya keluar menikmati udara pantai dan sunrise, sangat sepi bertolak belakang tidak seperti di sore dan malam harinya. Sarapan nasi campur alias nasi bungkus yang dijual penduduk setempat sambil menikmati sunrise memang tiada duanya. Kenyang sarapan lanjut dengan touring lagi tapi kali ini naik sepeda karena di Gili Trawangan ini tidak boleh ada kendaraan bermotor, paling banter hanya sepeda listrik atau motor listrik dan kalau bawa barang banyak pakai delman. Dengan sepeda untuk memutari jalan pinggir pantai dibutuhkan waktu sekitar 1 jam saja, terlihat memang bahwa yang padat ada di area Selatan serta Timur pulau tidak seperti bagian Barat dan Utara yang relatif lebih sepi.


Touring With Bike


Setelah puas lanjut dengan kegiatan snorkling dimana mulai pukul 09.00 dengan 3 spot yaitu spot Gili Trawangan yang relatif dangkal sekitar 3 - 5 meter saja dengan terumbu karang yang lumayan bagus. Kemudian pindah ke Gili Nemo untuk cari penyu sayangnya sudah terlalu siang dan ramai jadi tidak dapat penyu di spot ini kedalaman air mungkin ada sekitar 10 meter. Kemudian lanjut spot terakhir di Gili Air dengan terumbu karang yang tidak begitu bagus tapi ikan-ikannya rakus berani mendekati kami yang pegang roti sambil menyuapi ikan yang mau makan. Action camera saya berkali-kali di tabrak-tabrak ikan yang kelaparan, hahaha Uniknya di spot Gili Air ini lokasi snorkling bisa dijamah dengan berenang dari bibir pantainya hanya sekitar 20 - 30 meter saja.




Lunch time dan bilas kami lakukan di Gili Air dan kami sudah menyebrang kembali ke Pelabuhan Kecinan sekitar pukul 13.00 dan kembali switch ke mobil elf. Setelah switch barulah beli oleh-oleh di Amelia untuk oleh-oleh makanan berbagai macam olahan rumput laut, susu kuda liar, berbagai macam madu dan minyak lawang. Semua pakaian kotor dan yang meberatkan bawaan saya gabung packing dengan oleh-oleh supaya tidak merepotkan di kabin. Sekitar pukul 16.00 kami sampai di airport dan siap-siap terbang di pukul 19.00.

Thank you Riders sampai bertemu lagi......







*** Yang penasaran total biaya yang habis per orang adalah Rp. 3,900,000 diluar bensin motor dan oleh-oleh saja :) yang butuh tour guide di Lombok bisa kontak mas Andre 081805795337



Moladin - bikers android application in your hand

$
0
0
Moladin...... Sepeda motor atau sering disebut motor sudah jadi bagian hidup sehari-hari masyarakat Indonesia. Penjualan motor di Indonesia pun bisa terbilang cepat, DP motor yang ringan memungkinkan semua orang dari berbagai kalangan dapat dengan mudah memiliki motor untuk mobilitas sehari-hari.


Tapi masalahnya, saat ini tidak ada satu tempat yang menyediakan informasi untuk memenuhi kebutuhan para pengguna motor di Indonesia. Mulai dari informasi seputar produk motor, perbandingan harga sparepart/aksesoris, forum  tanya-jawab masalah motor, hingga berita terbaru tentang motor.





Lalu dimana Anda bisa menemukan semua informasi tentang motor dalam satu tempat tanpa perlu repot membuka banyak situs untuk mencari sumber informasi? Coba deh Moladin bros


Moladin merupakan platform motor terbesar di Indonesia khusus untuk pengguna motor. Di aplikasi ini, bikers bisa menemukan banyak sekali informasi tentang roda dua. Mencari info tentang suku cadang atau aksesoris kini tidak perlu pakai repot, semuanya dalam satu tempat bro!


Di Moladin juga, bikers bisa menemukan informasi tentang pebandingan harga dan ulasan produk yang akurat dari para pengguna motor hingga motorbloggers ternama sebagai referensi sebelum membeli produk idaman bro semua


Kalau bro mau tahu berita terupdate tentang motor hingga motogp, di aplikasi ini ada menu berita! Ada beragam berita menarik yang ditulis dari puluhan motor blogger ternama di Tanah Air! Dijamin nggak ngebosenin deh!


Moladin juga aplikasi pertama di Indonesia yang ditujukan untuk klub motor. Dengan bergabung, klub motor bisa lebih meningkatkan eksistensi dan persaudaraan antar klub. Terhubung dengan klub motor lainnya jadi lebih mudah lo karena saat ini sudah lebih dari 500 klub motor yang sudah dibuat di Moladin.


Tiap bikers yang sudah join dan aktif di Moladin, baik itu tanya-jawab di forum, input artikel review produk, atau menulis ulasan produk yang pernah dipakai dapat berpartisipasi ke dalam undian bulanan “Monthly Lucky Draw”. Undian bulanan ini meyediakan beragam hadiah eksklusif yang hadiahnya mencapai harga Rp1 juta!


Penasaran? Silakan download Moladin di https://goo.gl/TLQ2Wb

Ayo di gas bros.......

Review Bridgestone Battlax S21

$
0
0
S21...... setelah beberapa bulan di PHP in sama ini ban akhirnya datang dan nemplok juga ke si biru. Sangkin kelamaan nunggu ban depan PR4 keburu botak jadi saya ganti sementara dengan pilot street non radial yang artikelnya ada disini. Saat artikel ini ditulis, ban sudah menempuh perjalanan sejauh 2,000 km ++ mostly commuter rumah - kantor dan sudah melalui segala kondisi mulai dari panas terik, kering, basah gerimis, basah hujan sampai hujan badai. Seperti apa kira-kira performance dan feel dari ban premium dari Bridgestone Battlax ini? cekidot bros......
*psst.... Review PR4 ada disini ya




Melihat ban ini sebenarnya bentuk kembangan tidak jauh berbeda dengan pendahulunya S20 dan S20 evo hanya ada plus kembangan tipis razor sharp katana motif untuk ban depan dan ban belakang. kalau dibandingkan dengan PR4 jelas terlihat S21 ini jauh lebih sedikit kembangannya tidak seperti PR4 yang ban basah banyak kembangannya. Ban yang saya pasang di si biru mulai dari T30 - PR4 - S21 selalu 120/70 R17 dan 180/55 R-17.

Courtesy of Bridgestone 


Ban S21 ini merupakan multi compound dengan 3LC (3 layer compund) di bagian depan (soft -medium-soft) dan 5 LC dibagian belakang (soft-medium-hard-medium-soft) dimana bagian tengah selalu mempunyai kompon lebih keras. S21 di klaim mempunyai 30% life time yang lebih panjang menurut saya ini karena kompon hardnya untuk ban bagian tengah belakang. Feel langsung terasa dimana ban belakang lebih kurang mengigit aspal ketika di rem pada posisi tegak lurus jika dibandingan dengan PR4 maupun T30. Bagian soft diperlukan ketika melakukan high angle cornering sedangkan bagian medium diperlukan ketika keluar dari tikungan sambil tarik gas dalam (diperlukan perpaduan antara millage dan grip). Yang cukup menarik dari ban ini adalah perbedaan lapisan komponnya yang kadang terlihat dengan jelas seperti foto dibawah ini.
from left to right: hard -medium - soft




Courtesy of Bridgestone 




Performance

Saya pikir ketika pertama pasang dan jalan ban akan mengalami masa-masa inreyen yang sangat licin ketika dulu pakai Battlax T30. Ternyata tidak demikian, memang ban masih ada gejala licin tapi tidak selicin ketika pakai T30, setelah diatas 100 km berjalan barulah performa ban keluar semua tapi jangan lupa bagian samping juga masih ada lapisan lilin jadi kalau cornering harus bertahap miring-miringnya.


S21 ini di claim bagian crown sectionnya di reduce untuk memperbanyak bidang kontak dengan aspal. Hal ini proven juga karena dengan riding style dan kemiringan motor yang sama ketika pakai PR4 maka chicken strip nya masih selalu nyisa alhasil harus lebih miring lagi kalau mau habis. Bagian depan gimana? karakter ban depan Bridgestone adalah ban profilnya tinggi ke atas jadi chicken strip ban depan lebih banyak (sama ketika di T30) kalau dibandingkan dengan PR4 yang bisa sisa sedikit saja.

Courtesy of Bridgestone 


Pada awal-awal pemakaian bagian soft compund belakang cenderung seperti mengelupas tapi ini hanya lapisan luar saja setelah itu tidak ada lagi compound mengelupasnya. Padahal ban ini tidak pernah turun ke sirkuit yang lebih abrasif aspalnya.

Bagian tepi soft yang "mengelupas" pada awal pemakaian



S21 VS PR4 Performance
Dibawah ini adalah perbedaan performance antara kedua ban tersebut:
  • Pengereman ban depan dry road ==> S21 ini saya rasa lebih pakem pengereman bagian depannya, lebih sering berasa dive bagian haluan motor.
Depan kanan

  • Pengereman ban depan wet road ==> masih berimbang diantara keduanya
Depan kiri

  • Pengereman ban belakang dry road and wet road==> masih lebih pakem PR4 dikarenakan bagian tengah S21 hard compund yang lifetimenya lebih panjang 30% dibanding pendahulunya 

  • Feed back cornering & cornering grip ==> sedikit lebih unggul S21 motor lebih mudah ditekuk. Plus PR4 di akhir life time sudah mulai suka sliding sedikit bagian belakang

  • Aquaplanning ==> meski S21 alur kembangan lebih sedikit tapi grip di jalan basah patut saya acungi jempol. Meski begitu aquaplan tetap saya rasakan sedikit dibagian ban belakang meski tidak seheboh di T30 yang bikin deg deg ser.

  • Light offroad and gravel track ==> belum sempat tes di S21 nanti akan di update lagi kalau lewat tipe jalan tersebut

  • Millage ==> cannot talk too much karena baru jalan 2,000an km dan belum terlalu banyak tanda keausan kecuali kembangan tipis motif katana yang sudah habis mulai dari bagian tengah ban


Kiri belakang

  • Crossing road marking atau marka jalan ==> S21 di marka jalan yang berwarna putih seperti zebra cross dan pembatas jalan tidak terasa licin kalau jalan basah (tapi ini harus tetap dihindari untuk dilindas). Tapi di marka jalan yang ber cat merah seperti foto dibawah ini sangat-sangat licin baik di jalan kering maupun jalan basah. Pada marka merah ini S21 kebangetan licin nya kalau jalan lurus saja bisa slide apalagi ketika sedikit miring lebih parah lagi slidenya tidak seperti PR4 yang slide sedikit saja. 
Marka merah yang melintang ini yang super licin

  • Others ==> S21 kelihatannya lebih tahan terhadap sharp rock terlihat permukaan yang relatif lebih mulus dibanding PR4 yang lebih mudah bocel-bocel ditengahnya tapi ini akan saya update lagi nanti ketika ban sudah mulai berumur, sementara itu yang kelihatan hurt cuma di bagian soft compound ban belakang.  Selain itu ketika bukaan pasir tidak terlalu banyak naik ke atas tidak seperti ketika pakai PR4
Kanan belakang ada hurt dibagian soft compound di beberapa tempat


Verdict
Dengan harga yang mirip-mirip dengan PR4, Power 3, Pilot Road Radial tentunya S21 ini patut diperhitungkan sebagai alternatif pilihan ban pada tunggangan kesayangan. Apalagi kalau mengincar performance baik itu cornering atau main "kasar" performance S21 ini bisa diacungi jempol karena ada hard sampai soft lengkap di ban belakang. Main kasar aja mantap apalagi mau main lembut dan santai seperti touring?


Semoga membantu





Cara Daftar Haji Reguler

$
0
0
Hajj.... merupakan rukun Islam dan wajib bagi yang mampu. Sebagai informasi saja pada saat artikel ini ditulis, untuk Jakarta khususnya Jakarta Selatan waktu tunggu sudah mencapai 17 tahun untuk haji reguler, kalau mau cepat bisa saja dengan ONH plus asalkan dananya ada.
Kali ini saya akan coba sharing step by step cara daftar haji reguler dan apa saja persyaratannya.




Langkah pertama adalah membuka tabungan haji di bank-bank yang terkoneksi dengan siskohat (sitem komputerisasi haji terpadu) antara lain Bank Syariah Mandiri (BSM), BTN, BRI, BNI, Muamalat, dan lainnya. Kebetulan saya dan istri buka di BSM yang tidak pakai bunga dan minim biaya administrasi kalau tidak salah


Langkah kedua adalah menabung sampai mencapai 25 juta di rekening tersebut, nanti apabila sudah mencapai 25 juta kita sebagai nasabah akan di hubungi pihak bank seperti lewat SMS dan diinformasikan bahwa sudah bisa daftar untuk dapat nomor porsi keberangkatan di departemen Agama.


Langkah ketiga adalah siapkan pas foto 3 X 4 sebanyak 11 lembar dan 4 X 6 sebanyak 2 lembar dengan ketentuan khusus yaitu background putih dan 80% adalah wajah, tidak mengenakan kacamata dan warna jilbab serta baju yang kontras. nanti pas foto 3 X 4 ini sebanyak 5 lembar akan diambil oleh bank sisanya 6 lagi akan diambil oleh Depag. Biaya cetak foto untuk keperluan diatas untuk 2 orang sekitar Rp. 100,000 saja.


Langkah keempat adalah validasi data di bank oleh pemegang rekening tidak boleh diwakilkan. Caranya datang ke costumer service bank tempat kita membuka rekening dengan membawa KTP dan buku tabungan, pas foto, serta materai 2 buah. Nanti bank akan memberikan kita formulir isian kemudian bank akan memotong saldo tabungan kita untuk disetor ke pemerintah dan kita akan diberikan print out setoran haji. Selain itu nanti di bank mereka kan kopi buku tabungan dan halaman butab yang 25 jutanya sudah dipotong. Perlu diingat bahwa validasi dari bank sampai ke Depag urusan haji tidak boleh lebih dari 5 hari. Kalau lebih nanti di Depag sendiri akan membutuhkan waktu untuk revalidasi dan buka semacam blokirnya yang entah berapa lama. 



Langkah kelima adalah datang langsung tanpa diwakilkan ke kementrian Agama Jaksel seksi penyelenggaraan haji dan umroh, untuk Jakarta Selatan ada di Pejaten sebelum per empatan Pejaten Village ada sebelah kiri jalan kalau kita dari arah Kuningan. Gedungnya ada dibagian belakang dan dilantai 2. Dokumen yang perlu disiapkan sebelum datang kesini adalah:
  • Semua dokumen yang diperoleh dari bank pada langkah keempat diatas
  • fotokopi KTP sebanyak 5 lembar
  • fotokopi kartu keluarga sebanyak 2 lembar
  • surat keterangan sehat dari puskesmas atau dokter disertai dengan keterangan golongan darah, boleh juga dilampirkan hasil test golongan darahnya.
  • akte kelahiran sebanyak 2 lembar atau buku nikah atau ijazah
  • pas Foto 80% wajah background putih 3 X 4 sebanyak 6 lembar dan 4 X 6 sebanyak 2 lembar.
  • Dokumen asli dari yang disebutkan diatas (untuk jaga-jaga saja meski actualnya tidak diminta)


disini ada form isian 1 lembar serta kopi dokumen divalidasi ulang serta diberikan map khusus bewarna pink oleh Depag. Kemudian nanti disini kita akan diambil foto serta sidik jari jempol kanan dan kiri sampai keluarlah surat pendaftaran pergi Haji (SPPH) dimana tertera nomor porsinya yang bisa di cek via online.
Sasya datang pagi sekitar jam 8an kebetulan kosong dan prosesnya sekitar 30 menit saja paling lama untuk kami berdua. Menjelang jam 9 mulai ramai beberapa pasangan datang dan infonya biasanya menjelang siang lebih ramai lagi. Perkantoran disini tidak terlalu ramai jadi tidak masalah bawa mobil atau motor parkiran cukup leluasa

SPPH

Langkah ke enam adalah menunggu kita dihubungi Depag atau kita sendiri yang cek online. Sangat diwanti-wanti jangan ganti nomor telepon yang sudah kita daftarkan di Depag. Kalau tinggal 2 tahun lagi baru kita urus mau ikut yayasan mana. Untuk info lebih lanjut atau cek porsi keberangkatan bisa ke Kementrian Agama Kota Jakarta Selatan Seksi penyelengaraan Haji dan Umroh di 0217949852 / 0217940344 atau www.haji.kemenag.go.id atau download "haji pintar" di playstore


Semoga bermanfaat.....


Review Rainsol Drybag - Tas Anti Hujan dan Badai

$
0
0
Rainsol...... apakah anda tahu bungkus tas anti hujan? kalau pakai ini harapan kita isi tas tetap kering dan tidak basah meski di guyur hujan lebat. Tapi kadang kala kalau sedang riding pembungkus tas ini bagian atasnya tidak sengaja terbuka atau hujan benar-benar lebat sehingga barang-barang yang ada di tas tetap saja basah semua. Dikarenakan hal inilah kemudian saya cari-cari drybag yang murah dan reliable kalau saya perlu bawa tas ketika sedang naik motor. Dan akhirnya pilihan jatuh pada rainsol yang harganya kurang dari Rp. 200,000 untuk kapasitas isi 18 liter. Seperti apa kira-kira reviewnya? cekidot....


Terbuat dari bahan anti air yang lumayan tebal bisa meyakinkan kita kalau tas ini tidak bakal tembus air hujan, apalagi ditambah dengan jahitan di bagian sambungan tas yang dilapisi oleh lapisan hot press supaya tidak tembus air dari sela-sela jahitan.
Jahitan hot press

Tas ini hanya memiliki 2 bagian kompartemen water proof yaitu kompartemen utama yang isinya 18 liter didalamnya tidak ada sekat-sekat serta kompartemen kecil dibagian luar. Bagian kompartemen utama ini yang menurut saya benar-benar water proof karena bagian penutupnya menggunakan tipe di lipat-lipat dan disatukan dengan velcro plus ditutup lagi oleh penutup paling luar. Sedangkan kompartemen kecil bagian luar hanya tertutup bagian atasnya oleh penutup luar saja.

Kompartemen utama
Di bagian samping juga terdapat 2 buah kompartemen dengan karet elastis yang sizenya cukup untuk botol minum dan ini jelas tidak water proof ya karena terbuka begitu saja.



Kebetulan toko dimana saya membeli tas ini memberikan bungkus laptop plus organizer supaya laptop bisa duduk dengan sempurna dibagian kompartemen utama. Bungkus laptop dan organizer ini pas untuk ukuran laptop saya yang 14 inchi.

Organizer


Tas ini juga dilengkapi dengan reflektor dibeberapa tempat dan juga tulisannya ini juga merefleksikan cahaya, sangat berguna kalau riding di malam hari.

Belakang tas


Verdict
Dengan harga yang relatif murah (dibawah Rp. 200,000) tas ini cukup reliable karena saya pernah bawa kondisi hujan badai didalam tas bawa banyak kertas tidak ada yang basah sama sekali di kompartemen utama maupun di kompartemen kecil. Bahkan di bagian lipatan penutup masih banyak air hujan yang mengumpul tidak meresap kedalam tas. 
Hanya disayangkan kualitas jahitan terutama yang bukan didaerah hotpress masih perlu ditingkatkan lagi, banyak sekali benang lebihan yang tidak terpotong sehingga merusak estetika. Tapi hal ini bisa kita rapihkan sendiri dengan bermodalkan cutter / gunting / korek api.
Hujan? no worries tidak perlu repot membungkus tas atau sibuk memasukkan tas kedalam jas hujan.

Semoga berguna......


Crash Scene Investigation - Sembalun Lombok Scene

$
0
0
Crash..... inilah kali kedua saya crash atau accident seumur hidup saya. Kejadian ini udah beberapa bulan yang lalu tapi karena kesibukan kerjaan baru sempat saya posting lagi disini, lokasi kejadian ada di Lombok tepatnya didaerah Sembalun serta crashnya sendiri kebetulan pakai motor sewaan yaitu Z250 yang baru saya pakai di hari ketiga. Artikel touring to Lombok bisa disimak disini



Pada hari ketiga touring beberapa km selepas tempat bermalam saya crash. Kejadian dimulai ketika saya dan teman saya menikmati jalan. Saya overtake teman saya kemudian mengerem untuk bersiap masuk ke tikungan ke kanan. Ketika didalam tikungan ke kanan itu saya berusaha mempertahankan line di jalur kiri dengan menginjak rem belakang supaya tidak makan jalur seberang yang ternyata ada motor penduduk dari arah sebaliknya. Ternyata titik pengereman ketika sedang cornering ini tidak rata ada sedikit berbukit aspalnya sehingga bukannya smooth mengerem malah ban belakang mengunci serta slide ke arah luar tikungan yaitu sisi kiri. Jalan yang sedikit berbukit ini yang tidak termonitor dan tidak ter antisipasi seharusnya jangan melakukan pengereman atau breaking setelah melewati bukit ini.

Video youtube bisa dilihat disini


Karena merasakan motor mulai slide maka saya lepas rem belakang, baru beberapa saat ban belakang mau meraih grip lagi tapi ternyata tidak sempat karena ban belakang sudah keburu turun dari aspal (ban depan masih di aspal) dan membuat motor seketika berbalik arah dengan arah putaran ke kanan sehingga motor menyentuh tanah dengan posisi mundur. Crash terjadi di speed sekitar 50 - 60 kpj, motor berbalik arah dan saya berguling beberapa kali dan ini terjadi tidak sampai 2 detik. Sempat disorientasi arah dan tidak tahu kenapa crash untungnya teman saya ini sedang mengaktifkan action cameranya jadi lebih jelas terjadi seperti apa, dan teman saya yang ada di rombongan paling belakang juga akif action cameranya jadi bisa dilihat dengan jelas crash scene seperti apa dan saya ceritakan kembali disini. Action cam saya gimana? ternyata cuma on saja tapi tidak merekam, hiks......

Breaking sebelum masuk corner


Sudah lepas break dan mulai memiringkan motor

Start breaking lagi dengan rem belakang

Bagian buritan mulai slide

Disini sudah lepas rem belakang dan ban belakang sedang mencari grip


Ban belakang masuk gravel

Sudah memutar 135 derajat

Sudah jatuh dan terseret mundur



After crash. Stang kanan dan frame slider menekuk ke arah depan, footstep kanan patah

Too bad teman saya yang pegang action cam di belakang saya ikut crash entah kenapa dan motor sempat jadi sandwich dimana motor saya berbalik arah dan motor teman saya ada dibawahnya



Posisi motor didepan persis ini sedang diatas bukitnya dan itu titik pengereman saya


Jejak ban belakang yang slide hanya sisa sekitar 50 cm buat grip kembali

Hikmahnya? jadi banyak bersyukur karena hanya rugi materi saja yang masih bisa digantikan bukan hilang nyawa dan juga betis kaki kanan shock yang butuh dipulihkan selama satu bulan (sepertinya efek tertimpa motor). Masih beryukur juga bukan nyawa yang hilang meski sebelum trip sudah sedekah tapi saya berfikir mungkin inilah jalan yang maha kuasa untuk mengeluarkan uang yang bukan hak saya meski saya tidak sadar. Beberapa bulan kemudian barulah asuransi yang saya ikuti ditutup semua karena saya pikir inilah yang bikin gara-gara karena tinggal asuransi ini yang masih berbau riba yang saya ikuti.


After crash selama beberapa waktu sempat kehilangan ritme menikung ke kanan mungkin karena masih trauma tapi ya tetap saja dipaksakan sampai alhamdulillah sudah kembali lagi ritme dan kepedean nya untuk cornering ke kanan. Jadi ingat beberapa tahun lalu juga jatuh ketika cornering ke kiri malah lebih parah sampai bertahun-tahun trauma dan salahnya tidak di terapi lagi untuk menghadapi traumanya, hahaha

semoga berguna and keep safe.......














Broken Rear Wheel Bearing - ER6

$
0
0
Bearing.... Sekitar 2 tahun yang lalu teman -  teman NSFO yang sudah upgrade ban belakang dengan velg 6" dan ban lebar ketika touring sering rusak bearing atau lager ban belakangnya. Oleh karena itu untuk antisipasi hal hal yang tidak diinginkan saya sangu juga bearing ban belakang ini ada 2 buah dengan seri 6204 untuk bagian kanan dan kiri velg serta satu buah 6205 untuk dibagian sproket daripada kejadian pecah di antah berantah.





Setelah berjalan sekitar 23,000 km dengan velg 6" dan ban 180/55 di belakang akhirnya bearing yang terpasang di motor saya sudah lelah dan pecah ketika saya pulang solo touring dari Bandung.


2 km sebelum sampai rumah setelah melewati polisi tidur tiba tiba ban belakang agak oleng dan berbunyi seperti ada yg menyangkut. Setelah motor pelan baru ban belakang berasa nge lock tidak bisa bergerak.


Telepon sana sini ke teman teman yang punya jasa storing tidak ada yang available. Akhirnya call go box mobil pick up saja buat angkut ke rumah.



Sampai di rumah bongkar velg belakang barulah ketahuan kalau ban belakang berhenti berputar karena baut disc cakram ada 2 buah yang kendor dan sempat nyangkut dan bergesekan dengan breket kaliper rem belakang.


Bearing sisi kanan yang rusak sampai seal karet pelindung bearing juga rusak tergerus


Saya pikirkan lagi root cause nya seperti nya hal ini terjadi karena baut yang tidak pernah di beri lock tite ketika memindahkan cakram dari velg standar ke velg lebar dan juga di perparah oleh efek getaran bearing ban belakang yang sudah tidak sehat.

Bearing sisi kiri yang sehat semua

Kira-kira apa gejala bearing ban belakang yang tidak sehat? Sekitar seminggu sebelum solo touring atau 700 km sebelum kejadian, setiap tarik gas ketika posisi motor tegak kadang terasa ban belakang seperti selip slide ke samping.
Waktu itu saya coba identifikasi satu persatu mulai dari tekanan ban yang ternyata masih ok, kemudian curiga ada paku atau benda asing menancap di ban yang ternyata juga tidak ada. Sempat juga teridentifikasi kalau rantai mulai menyenggol ban dan makin parah ketika berangkat ke Bandung sampai saya kencangkan lagi setelan rantai nya.

Bekas senggolan rantai dibagian samping bibir ban kiri yang sudah memutar penuh


Alhasil terjawab juga ketika kejadian ban belakang stuck setelah pulang dari Bandung. Alhamdulillah kejadian terjadi di low speed below 40 kpj sehingga tidak menjadi catastrophy.




Buat brother yang sudah merasa ban belakang suka slide ketika akselerasi pada posisi tegak tidak ada salahnya mulai di cek kembali bearing nya apalagi kalau sudah upgrade size velg dan ban. Buat ER6 yang pakai 6" plug  and play dan juga yang velg standar bisa beli bearing 6204 2 buah dan 6206 1 buah merek bebas bisa apa saja karena itu kode universal.

Semoga bermanfaat......


Review Arrow Exhaust - ER6

$
0
0
Arrow..... Setelah sering near miss dengan pemakai jalan lain yang sudah tidak mempan lagi di klakson pakai klakson keong, saya berencana ganti knalpot racing. Dari hasil ngobrol-ngobrol dengan teman-teman yang sudah ganti knalpot racing, knalpot Arrow dan Akrapovic inilah yang suaranya paling lembut. Kenapa cari yang paling lembut? karena gak enak sama tetangga di komplek bro.

Alhamdulillah dapet rejeki dan teman ada yang jual knalpot full system arrow seri race tech, dapetnya murah karena ada damage di tip karena teman saya itu crash. But overall its ok masih bisa diperbaiki atau di tutup pakai stiker motif carbon.

FYI, seumur hidup saya baru sekarang ini ganti knalpot racing dan itu juga setelah ER6 saya ini sudah jalan sejauh 31,000 km. Saat ini knalpot FS ini sudah terpasang selama 1,000 km dan sudah dapat feelnya dipakai harian serta touring. Langsung saja, cekidot dibawah ini reviewnya....




Perbedaan lainnya bisa dilihat di tabel dibawah ini yang sumbernya dari manufacturer Arrow Italy.
Power dari 67 HP increase ke 68.5 HP di 8,700 RPM
Torsi dari 58.45 Nm increase ke 59.04 Nm di 7,000 RPM
Berat dari 8 Kg turun ke 4.27 Kg, kebetulan ketika bongkar knalpot sendiri di rumah berasa sekali selisih beratnya. Bisa diperhitungkan menambah power to weight ratio, hehehe
Noise level dari 83 dB naik ke 85 dB di 4,250 RPM (kalau di RPM tinggi tentunya lebih tinggi lagi noisenya)


Another feel ketika berkendara:

  • Jelas suara lebih berisik dan terdengar. Saya suka dengan suara bass nya terutama ketika meletup waktu main gas tipis-tipis. Suara ketika motor digeber statis bisa didengar disini. Ketika statis saja atau RPM rendah masih terasa kalem tapi kalau RPM tinggi baru deh keluar berisik nya.
Lengser sudah silent killer

  • Terasa trottle gas jadi tambah enteng dan jadi lebih responsif

  • Mesin terasa lebih relaks ketika betot gas. Setelah ganti knalpot berasa kencang di 120 kpj kalau pakai standar berasa kencang di 100 kpj

  • Mobil dan motor lebih aware dengan kehadiran motor ini karena suaranya berisik dan mostly pada ngasih jalan, sangat berasa waktu saya solo touring ke Bandung udah pada minggir sendiri bisa dilihat di video youtube ini dan ini

  • Fuel consumption mostly hampir sama ketika pakai knalpot standar masih di kisaran 1 : 18 sampai 19 untuk dalam kota (hitung manual). Kalaupun iya sepertinya lebih boros sedikit saja karena jadi lebih sering betot gas

  • Kenaikan torsi menurut saya paling terasa kalau naik motor dengan betot-betotan gas badan terasa terlempar-lempar

  • Ikut menaikkan kegantengan motor, apalagi motif carbon fiber yang bikin terlihat mahal. hehehe

  • Karena saya belum setting CO ratio di bengkel jadi masih suka nembak-nembak lumayan parah terutama ketika lepas gas atau gantung gas dari RPM tinggi

  • Kelihatannya bakal lebih repot ketika ganti filter oli karena leher knalpot bagian depannya filter oli jaraknya lebih mendekat ke filter oli tidak seperti di knalpot standarnya yang lumayan jauh dan kunci filter oli masih lumayan leluasa masuk.


Semoga berguna......
*** next saya lagi siapin artikel perbandingan dengan knalpot akrapovic




Review Arrow VS Akrapovic Exhaust - ER6

$
0
0
Racing Exhaust...... Arrow dan Akrapovic adalah 2 brand racing exhaust yang banyak beredar di rider ER6 series, alasannya? sepertinya 2 brand ini suaranya masih tolerable dan tidak biadab bikin rider yang lain "panas". Kebetulan teman saya yang pakai ER6N knalpot Akra main ke rumah dan saya ada kesempatan untuk jajal perbedaan keduanya. Seperti apa kira-kira? cekidot.....




Physical:

  • Akrapovic mostly yang saya lihat nemplok di ER6 adalah silencer titanium dan tipnya carbon. Sedangkan Arrow ada 2 macam yaitu silencer titanium dengan tip carbon serta yang full body silincer carbon

  • Silincer Akra terlihat lebih panjang dan ramping sizenya dibandingkan Arrow yang lebih pendek dan besar diameter silencernya

  • Kedua knalpot bukaan kesampingnya kurang lebih hampir selebar bukaan footstep dan juga ujung tipnya kurang lebih dekat dengan footstep belakang


Sound (semua direkam dengan HP Asus Zenfone 2)
  • Arrow ketika idle bersuara lebih nge bass dibanding Akra yang lebih terdengar treble nya dan ada serak-serak basahnya. Arrow ketika idle dan di geber - geber dan ditahan di 6,000 RPM bisa dilihat disini, untuk Akra bisa dilihat disini. Ketika keduanya hidup dan idle bisa dilihat disini

  • Suara ini juga konsisten ketika jalan di gear 1 speed sekitar 50 - 60 KPJ, Arrow masih terlihat sedikit nge bas nya dibanding Akra. Bisa dilihat disini dan disini


Performa
  • ER6N dengan Akra saya rasakan lebih enteng dan responsif dibandingkan si biru motor saya Ninja 650 dengan Arrow. Eit..... ada tapinya yang pakai Akra itu naked dan velg belakang standar beda dengan si Biru yang sudah velg 6" ban 180 plus tambahan breket box serta pakai fairing. Rupanya ER6N kawan saya yang pakai Akra ini juga sudah setel CO di beres untuk pakai knalpot racing sedangkan saya belum sama sekali



Verdict
Patut di akui Akra memang lebih soft dan senyap sedikit dibandingkan Arrow yang lebih gahar dan galak. Tapi tetap kedua knalpot ini kalau digeber keluar juga bacotnya

Kira-kira segitu dulu reviewnya, semoga berguna......
*** detail lengkap pemakaian knalpot Arrow ada disini

















Review SportRack Cross Bar Jepit Body and Thule Roof Box - All New Grand Livina

$
0
0
Extra Baggage..... itulah yang terlintas di pikiran saya ketika mau ajak sekeluarga berlibur dengan jarak yang lumayan jauh. Sebenarnya bagasi All New Grand Livina sudah mencukupi untuk membawa semua barang keperluan berlibur, tapi saya mau memfungsikan bagasi jadi tempat tidur kasur supaya anak-anak bisa tiduran. Alhasil roof box jadi pilihan untuk menaruh barang-barang selama berpergian. 






Dikarenakan ANGL yang saya miliki adalah type SV dan tidak memiliki roof bar (2 buah besi melintang memanjang body) maka pilihan jatuh kepada cross bar universal yang banyak dijual di T******ia seharga Rp. 500,000. Merakit cross bar ini juga tidak terlalu sulit bisa dipasang sendiri tinggal ikuti manual booknya saja.




Ketika membeli roof rack ini diberikan 2 tipe penjepit yaitu yang tipe L dan tipe S dan saya pilih tipe S karena selain menjepit atap, profil bagian kelokan bawah ada sedikit tongolan dan diganjal oleh pintu yang tertutup. Tidak perlu khawatir body baret karena bagian penjepit yang kontak dengan body sudah dilapisi oleh karet dan kedua ujung cross bar juga sudah dilengkapi kaki pelapis karet. Bagian penjepit juga ada tensioner sehingga tidak kuatir kendor serta bagian tensioner sudah dilengkapi dengan kunci sendiri sehingga terhindar dari tangan jahil.





Awalnya sempat sangsi kuat apa tidak sistem penjepitnya jadi sebelum naik roof box sempat saya test terpasang selama satu mingguan dan alhamdulillah aman-aman saja hanya saja ada bunyi angin ketika jalan di tol dengan kecepatan diatas 60 KPJ. Sama saja dengan Captiva bapak saya kalau roof box tidak terpasang dan hanya pasang cross bar saja juga terdengar suara anginnya. 
Satu hal yang jadi perhatian juga apabila kita menutup pintu kurang kuat maka ketika hujan deras maka air hujan merembes melewati celah karet pintu yang ada jepitan cross bar.




OK saat nya pembuktian ketika liburan sekolah tiba dan roof box Thule Ocean 100 saya naikkan ke atas cross bar. Barang-barang diatur sedemikian rupa sehingga masuklah 2 stroller, 2 koper pakaian, 1 tas pelampung serta perlengkapan renang, 2 buah kasur tiup beserta pompanya, dan 1 tas berisi rice cooker dan perlengkapan memasak.





Maximum speed hanya sekali saja di 140 kpj sisanya ketika tol kosong di 100 - 120 kpj. Jalurnya antara lain tol JORR - Purwakarta - Wanayasa - Purwakarta - Waduk Cirata - Cianjur - Puncak - Jagorawi - JORR. Mostly jalanan mulus hanya kebagian jalan rusak di etape Cikalong Wetan menuju Waduk Cirata. Twisty road mulai dari Waduk Cirata menuju Cianjur dan jalan menanjak dan turunan ada di Puncak jadi ya cukup lengkap sesi pengetesannya. Tidak lupa juga sempat diguyur hujan lebat dan kabut tebal di Puncak. 


Beberapa hal yang impresif ketika saya pakai cross bar SportRack dan roof box Thule ini:
  • Karena langsung terpasang cross bar tanpa roof bar maka clearance nya jadi rendah saja, saya bolak balik lewat gerbang tol khusus kendaraan kecil dengan maximum 2.1 Meter tetap lancar jaya tidak bermasalah alis nyangkut. Tapi saya sempat lihat beberapa tipe lain cross bar jepit yang lebih tinggi jadi kalau pakai roof box bisa jadi malah nyangkut

  • Tensioner tidak kendor sama sekali dan posisi cross bar tidak bergeser sama sekali dengan total jarak tempuh 400 km (terlihat dari bekas kaki cross bar yang menempel di atap)

  • Tidak ada deformasi pada cross bar hanya cat yang mengelupas karena jepitan roof box.

  • Penjepit roof box Thule juga praktis bisa dipasang cukup 1 orang saja begitu juga dengan cross bar bisa diinstall seorang diri

  • Dikarenakan isi roof box penuh maka tidak ada suara berisik dari roof box ketika lewat jalanan rusak.

  • Hujan deras dan badai tidak masalah karena barang-barang di roof box tetap kering semua, masalah timbul kalau mau keluar masuk barang di roof box ketika hujan karena bisa jadi basah semua.



Oh iya jangan lupa kaki-kaki serta penjepit di cek periodic ketika sedang rehat dan juga cross bar jangan selalu terpasang karena bisa bikin body atap belang di bagian kaki cross bar.



semoga bermanfaat



Review TBS Raser

$
0
0
Raser.... adalah jenis racun yang sudah saya dengar sejak tahun lalu. Raser merupakan throttle body spacer (TBS) yang merupakan sebuah alat yang berbentuk sedemikian rupa dan ditempatkan setelah throttle body kendaraan. Harapannya adalah udara yang masuk ke dalam ruang bakar menjadi lebih padat dan turbulen. Sebelumnya si silvi ini sudah saya racuni dengan pasang Ferrox air filter, broquet, dan Nitro OBD II



Kebetulan saya pilih yang black edition dengan ulir udara bagian dalam yang lebih panjang, didalam paket juga sudah disertakan baut yang lebih panjang, 2 buah packing, serta instruksi pemasangan. Modal untuk memasang alat ini hanya keinginan yang kuat, obeng untuk buka breket dan kunci shock nomor 8.





Terlebih dahulu buka breket pengencang antara pipa karet udara dari filter ke TBS, sekalian juga pipa karet lubang penguapan oli yang masuk ke pipa karet udara juga dicopot supaya mudah geser-geser pipa karet udara tersebut. Setelah itu lanjut buka 4 buah baut pemegang throttle body ke header, kemudian dilanjut pasang TBS raser ke throttle body beserta 2 packing di depan dan dibelakang. bagian ulir yang lebih panjang masuk ke dalam header jangan sampai kebalik. Setelah itu rasakan bedanya......





Didalam kota memang berasa tarikan RPM bawah lebih responsif tapi konsumsi bensin masih sama saja dikisaran 1 : 9.8 sampai 10.4 belum naik lagi angkanya berdasarkan MID yang ada di dashboard. Ketika saya test touring ke luar kota dengan jalur Purwakarta - Wanayasa - Purwakarta - Cikalong Wetan - Waduk Cirata - Cianjur - Puncak - JORR dengan total jarak 400 km memang terasa selain tarikan di RPM bawah lebih responsif ketika jalan menanjak pun tenaga mesin lebih keluar di RPM bawah tidak harus ngoyo di RPM atas atau paksa masuk L maupun sport mode, berbeda dengan touring saya sebelumnya ke Lampung dimana saya harus sering masuk ke L dan pakai sport mode untuk mengail traksi. Hal ini juga di amini istri saya yang jarang mendengar RPM meraung-raung ketika tanjakan atau menyalip kendaraan didepan.





Konsumsi bensin terbaik yang dicapai mulai dari tol JORR sampai keluar di pintu Jatiluhur Ciganea adalah 1 : 16.9 dengan menggunakan bahan bakar Pertalite (RON 90), penumpang 2 dewasa dan 3 anak-anak plus roofbox speed sesekali ke 140 tapi average di 80 - 120 kpj. Tapi rekor terbaik saya adalah  1 : 18.5 dengan penumpang 5 dewasa dan 3 anak-anak ketika touring ke Anyer, jelas berbeda karena track nya cenderung flat dan tidak macet serta saya injak gasnya pakai kapas alias di jaga smooth terus, bahan bakarnya Premium (RON 88).



Verdict
Bagi yang ingin tarikan mobilnya responsif bisa coba TBS Raser ini karena memang proven, dengan perbaikan gaya mengemudi saya yakin bisa menaikkan lagi angka fuel consumption. Sayang kocek yang harus di rogoh lumayan dalam dengan harga Rp. 2,000,000 untuk TBS raser black edition untuk grand livina. Tapi kalau dipertimbangkan lagi harga segitu untuk alat yang berfungsi seumur hidup kenapa tidak










Viewing all 191 articles
Browse latest View live