Quantcast
Channel: andarupratomo
Viewing all 191 articles
Browse latest View live

Review Veloscope - Aerox 155

$
0
0
Veloscope...... adalah karya anak bangsa yang memperbesar flow area intake udara ke area filter udara. Pada Yamaha Nmax maupun Aerox intake udara sebelum masuk ke filter menghadap bawah dan tersembunyi tapi dengan adanya Veloscope ini intakenya diperbesar dibagian depan filter udara atau section depan filter udara.







Apakah air dan kerikil bisa masuk? design nya dibuat sedemikian rupa dengan adanya kawat baja untuk menghindarkan kerikil masuk dan juga ada plastik arcylic dibagian paling dalam untuk meminimize air masuk dan juga entry port untuk udara. Kalaupun air masuk tidak perlu kuatir karena didalam filter udara ada 2 section, dimana section bagian depan dimana Veloscope ini berada ada sekat lagi sebelum masuk ke section belakang tempatnya elemen filter udara dan jalur udara ke section belakang ada corong jadi kalaupun ada air masuk akan sulit menembusnya.
Veloscope bagian dalam (kanan) dan penutup filter udara section kedua (kiri)


Desain intake dari Veloscope juga dibuat corong seperti cyclone sehingga udara lebih mudah masuk.
Arcylic bagian paling dalam sebaiknya tidak dilepas atau diperbesar ukruannya karena menurut Yoga motoshop pembuat Veloscope ukurannya sudah melalui trial and error sekian lama. Jadi menurutnya tidak rekomen untuk membesarkan maupun mengecilkan lubang udara, larinya motor jadi gak enak.


Ok setelah pasang gimana impresi berkendara dengan menggunakan Veloscope ini? oh iya perlu saya infokan terlebih dahulu kalau sebelumnya si koneng Aerox saya ini sudah pakai accent wire dan velocity (ITC trump) yang artikelnya bisa dilihat disini.


Pertama memang tidak berasa apa-apa ketika RPM rendah, tapi paling berasa ketika di RPM menengah menuju RPM tinggi lebih berasa lonjakan tenaganya, jadi kalau tikungan di RPM tengah digantung kemudian keluar tikungan kita tarik lagi ini enak betul lonjakan tenaganya jadi terasa kalau si Koneng "sweet spot" nya ada di RPM 5,000 sampai 7,000 an.


Di jalan ketika nemu teman riding di pagi hari Aerox hitam plat A yang tinggal di area dekat rumah saya, ternyata si Koneng masih bisa ngimbangi larinya Aerox hitam ini meski si hitam sudah ganti knalpot racing, yah not bad lah dengan bobot badan saya yang 78 kg.

Konsumsi bensin? sebenarnya sama aja tapi jadi lebih boros sedikit karena lebih sering tarik gas.

Semoga berguna.....
*** foto-foto veloscope saya comot dari google karena gak sempat foto waktu pasang di si Koneng




DIY: Change Seal Water Pump - ER6

$
0
0
Seal water pump...... selain tangki yang berkarat (cek cara bersihkan DIY disini), penyakit yang kronis juga terjadi pada seal water pump yang seringkali bocor pada motor ER6. Anehnya seringnya terjadi bocor pada ER6N tidak pada saudaranya yang ER6F, kebocoran seal terjadi dikarenakan karat pada as water pump yang menyambung ke balancer mesin. 

Ada beberapa opsi untuk menanggulanginya, kalau dibawa ke beres dan mau ditanggulangi sempurna harus turun setengah mesin dan di ganti total as balancer berikut as ke water pumpnya dan tidak memakan biaya yang sedikit juga. Mau murah bisa tinggal kerjakan sendiri saja seperti yang dilakukan om Arie Vianza yang saya dapat sharingnya dari fanspage om Arie di FB, eh wall FB nya seperti yang saya kutip dibawah ini. Tentunya ini tanpa mengganti as balancer ya guys, kalau as balancer ketika dibongkar sudah berkarat coba di amplas halus pelan-pelan sampai hilang kasar karatnya supaya tidak emrusak seal lagi. Thank you om Arie sudah boleh di compile ke blog saya ini

Cekidot and semoga berguna.....









Water Pump #DIY #Service Part 1. 

Jika saat inspeksi pada lubang drainage sudah terdeteksi tetesan/rembesan cairan coolant dan/atau oli, maka dapat dipastikan bahwa telah terjadi kebocoran pada Mechanical Seal (seal utk water/coolant) dan/atau Oil Seal (seal yg menahan oli agar tidak masuk ke waterpump melalui as putar dr mesin).


Segera lakukan penggantian seal sebelum kerusakan merembet kepada karat/kerusakan as dari mesin.
Di kasus saya, rembesan yg ada berupa cairan hijau (coolant) yg bercampur oli. Vonis: Ganti 2 seal yg bersangkutan. 👌


Reparasi dimulai dengan menguras coolant lalu mencopot dan membongkar (disassembly) waterpump mulai dari cover, impeller, lalu housing.
1. Kuras coolant
2. Copot selang air yg terpasang di antara waterpump dan radiator.
3. Buka baut waterpump cover.
4  Copot cover.

5.  Lepas Impeller (kipas) dgn cara masukin transmisi ke gear 1, lalu tekan tuas rem belakang, lalu putar baut di impeller sampai lepas.


6. Copot waterpump housing. Di sini butuh usaha lebih karena housing nya cukup ketat dan harus dilepas dengan lurus di setiap sisi. Tabahlah pasti berhasil 😃 kata Aji Prakosa Works  hahaha thanks tips & trick nya bro.. Kalo ngga ada bocoran, saya sdh hopeless wkwkwk






Water Pump #DIY #Service Part 2.


Di PART 2 saya akan mencopot Mechanical Seal dan Oil Seal dari Waterpump Housing.

1. Lepas Oil Seal dengan cara mencongkelnya dgn ujung obeng kecil atau utk lbh amannya agar tdk merusak housing yaitu dgn menggunakan alat pembuka/congkel hp yg berbahan plastik.



2. Lepas bagian mechanical seal yg berada di sisi impeller dgn menariknya langsung menggunakan tangan.




3. Melepas bagian mechanical seal yg menempel ketat di sisi dalam housing ternyata cukup menyulitkan. Saking ketatnya, walau dgn berbagai cara dan alat seadanya, bagian ini tetap kekeuh tak mau lepas 😷Dipukul, didorong, ditarik dsb. Wtf ga mempan 😑😣 Dengan putus asa saya robek bagian tersebut menggunakan obeng minus & palu. Walau sdh dlm kondisi robek2/bolong, bagian ini tetap tdk bergeming 🙄 Stubborn sunnivabiatch!! ✊🔥 hahaha.. Sampai besok paginya saya coba sekali lagi dgn lemas. Tiba² ide cemerlang singgah di kepala saya. Aha! Sampailah kita di poin 4.




4. Hubungi Rexi Sanjaya mekanik jagonya @kawasaki_umbulharjo 😆😂😆 Setelah curhat sama si bro yg sempet dgn sombongnya pamer foto toolset Bearing Driver khusus(bikin iri!) Part tsb pun dikirim via ojek online ke sana utk copot mech seal lama sekalian dipasangin mech seal baru ke housing dgn alat dan skill khusus. Sesuai janji bro Rexi, terbukti proses tsb sangat kilat bahkan jauh mengalahkan rekor waktu pengiriman part oleh ojek online 😆😆😆Thanx bro! .
Tinggal nanti to be continued di PART 3: Reassembly!





Water Pump #DIY #Service Part 3 (finale). 


Pada PART 3 ini saya akan melakukan instalasi part pengganti & waterpump.

1. Siapkan part pengganti: 
92055-1155 Ring O, 33.2M
92055-0082 Ring-O, Case Housing
92049-0115 Seal Oil, 12x28.55x5 (alt. 92049-1259)
49063-1055 Seal mechanical, water
92055-0083 Ring-O, Housing-Pump Cover
Thanks buat oom Lukas Kawasaki UH Kawasaki Sentral Umbul Harjo Jogja yg selalu baik sekali membantu saya dalam penyediaan parts tersebut.

Ada masukan dari teman di Balikpapan sana part oil seal and mechanical seal ini sama juga dengan kepunyaan Ninja R 2 tak. Thanks om Tony



2. Pasang Oil Seal ke housing. Harusnya pake bearing drive, namun saya cm pake pipa pvc. Dorong pelan2 sampe sejajar/rata dgn permukaan housing. Sebelum pasang seal, pastikan lapisi bagian luar & bibir seal dgn Hi-temp Grease agar licin saat masuk & nantinya kedap cairan.

3. Pasang mechanical seal ke housing menggunakan bearing driver/pipa dgn ukuran pas & kuat utk mendorong masuk seal tsb sampai pinggiran seal menyentuh permukaan housing. Saya dibantu oleh temen saya Rexi Sanjaya utk proses ini di Part 2. Aplikasikan air/coolant ke dalam mechanical seal.



Saran saya sekalian amplas as balancer dengan amplas halus supaya karat-karatnya pada lepas dan tidak bikin luka lagi seal-seal baru yang kita pasang.

4. Bersihkan dan lumuri sliding surface dgn coolant. Lumuri rubber seal & sealing seat dgn coolant sebelum memasangnya ke dalam Impeller, dorong dgn jari sampai mentok ke dasar lubang


5. Ganti O-ring dgn yg baru lalu Lumuri dgn grease
6. Pasang waterpump housing.
7. Pasang Impeller&ring.
8. Ganti O-ring di waterpump cover dgn yg baru & lumuri grease.
9. Pasang cover
10. Pasang selang air. Posisikan cat putih sesuai garis di cover. Pasang clamp
11. Isi radiator & reservoir tank dgn coolant sampai batas penuh

Start mesin, cek apakah ada yg bocor, pastikan semua aman... Gaaaaassss! 😎
Sampai jumpa di oprekan berikutnya!

stay tune juga di oprekan om Arie via IG @arievianza_adventure


Review Pirelli Angel Scooter - Aerox 155

$
0
0
Pirelli....... jadi ban pilihan saya untuk menggantikan ban IRC bawaan si koneng. Dulu waktu masih pelihara si Biru, merek Pirelli ini saya hindari karena termasuk ban sultan dengan harga selangit dan millagenya yang tidak tinggi tapi memang sih banyak yang bilang kalau bannya lengket betul sama aspal. Ternyata lain hal nya dengan Pirelli Angel Scooter ini yang harganya bersaing dengan ban mid class sekelasnya seperti Michelin, Maxxis, dan lainnya karena sudah dibikin lokal di Indonesia. 

Ban si koneng dari yang awalnya 110/80-14 dan 140/70-14 saya ganti dengan 120/70-14 dan 140/70-14 dengan merogoh kocek sekitar Rp. 880,000 sudah sama pasang. Alasan utama ganti ban sebenarnya untuk upgrade pengereman dan cornering. Bagaimana reviewnya setelah berjalan sejauh 3,300 km dengan kondisi shock breaker semuanya masih standar pabrikan serta sudah dibawa touring juga? cekidot....




Sebenarnya untuk ring 14 masih ada seri Diablo Scooter yang harganya ada diatas Angel Scooter tapi gak saya lirik dengan pertimbangan pengalaman. Loh kok pengalaman? karena Diablo Scooter ini kembangan sedikit mirip seperti S21 sedangkan Angle Scooter kembangan ramai seperti Pilot Road 4, pengalaman saya PR4 ini yang banyak kembangan lebih jagoan di jalan basah dibanding S21 dengan performa di jalan kering yang tidak jauh berbeda. PR4 reviewnya bisa dilihat disini, kalau S21 bisa dilihat disini. Selain itu beli ban mahal-mahal kalau komponnya gak habis pasti dalam 2 tahun akan keras dan gak enak lagi dipakai itu ban.


Cari sana sini tidak ada informasi yang tepat dari produsen mengenai kompon yang dipakai di Angel Scooter ini tapi menurut saya komponnya lebih lunak dari IRC bawan si koneng bisa jadi kompon medium. Meskipun begitu bulu-bulu ban dibagian tengah baru pada hilang setelah riding sekitar 200 km.


Penggantian ban depan dari 110/80 ke 120/70 (ini karena Angel Scooter tidak ada size 110/80) jelas terlihat dari bagian samping yang ban nya terlihat lebih pendek jadi terlihat jaraknya antara ban dan spakbor berbeda dengan ketika pasang 110/80 yang terlihat tinggi dan tidak berjarak dengan spakbor. Meski sizenya naik 1 tingkat tapi menurut saya sih lebarnya tidak terlalu kelihatan. Bagian belakang saya pertahankan di 140/70 karena saya tetap mau pakai spakbor kolong dan hanya bisa naik 1 tingkat ke 150/70 yang menurut saya juga tidak akan terlihat banyak perbedaannya.



Ban juga dibedakan design nya antara ban depan dan belakang dimana ban depan alurnya terbalik untuk menaikkan performa pengereman sedangkan ban belakang lebih diutamakan untuk cornering dan akselerasi.


Performance
Setelah pasang coba jalan untuk berangkat kantor pagi jam 05.30 supaya traffic masih sepi, coba melibas jalanan dengan speed tinggi ternyata beberapa kali motor kok narik terus ke bawah ketika cornering, hehehe ternyata efek lilinnya masih sangat terasa. Efek agak licin karena lilin ini baru berasa hilang total dari ban depan dan belakang setelah riding sekitar 400 km baru ban keluar performance aslinya tidak terasa lagi licin-licinnya. Tadinya sempat kepikir apa kalau panas ban ini kedodoran grip nya? ternyata hanya karena masih ada lilin dan tergerus cukup lama lilinnya sampai 400 km inilah feelnya jadi rada aneh.




Angel Scooter (AS) VS IRC performance
  • Pengereman ban depan dry road ==> AS lebih unggul 

  • Pengereman ban depan wet road ==> AS lebih unggul

  • Pengereman ban belakang dry road ==> AS sedikit lebih unggul

  • Pengereman ban belakang wet road ==> AS lebih unggul

  • Feed back cornering & cornering grip at dry road ==> AS jelas lebih superior lebih sering dan pede untuk mentokin standar si koneng atau bahkan dek bagian bawahnya tapi sering mentok karena ground clearance motor yang juga turun karena ban depan profilnya120/70 bukan 110/80


Korban cornering





  • Feed back cornering & cornering grip at wet road ==> feedback lumayan ok ketika basah cuma menurut saya masih rada licin jadi masih ada kekurang pede an didalam hati. Kalau hujan deras menurut saya malah lebih nge grip dibanding yang gerimis-gerimis saja


  • Aquaplanning ==> tidak dirasakan sama sekali karena banyak kembangannya bisa jadi karena tenaga mesinnya kecil tidak seperti pakai moge

  • Light offroad and gravel track ==> keduanya berimbang hampir sama feedbacknya tapi AS berasa lebih empuk bantingannya. Serta tida se licin IRC bawaan

  • Millage ==> cannot talk to much sementara baru bulu-bulu halus saja yang hilang, kelihatannya sih compond nya medium to hard karena sudah tanda-tanda keausan minim
after 3,300 km

after 3,300 km (itu batu yang nyempil bukan paku)

  • Crossing road marking (marka jalan) ==> sedikit unggul AS jarang berasa olengnya

  • AS lebih banyak kerikil suka nyempil karena profil nya banyak celah

Touring boncengan pakai side bag via Cikalong Wetan



Verdict
Dengan harga Rp 880,000 untuk ban middle class menurut saya sangat worthed dengan performanya yang ada di atas ban bawaan standar IRC. Apalagi ketika naik motor nyawa kita tergantung pada beberapa cm ban yang menapak di aspal. Kalau bro and sis doyan speeding and cornering ban ini boleh dicoba pasti feel motornya akan berbeda tidak seperti dengan ban standar. Menurut saya malah coba ganti ban dulu baru upgrade part lainnya yang dirasa kurang.

Nanti akan saya update lagi feel setelah long millagenya seperti apa.

Semoga bermanfaat....











DIY: Oil Catch Tank - Grand Livina

$
0
0
OCT..... Oil catch tank. Saya baru tergelitik cari tahu setelah OCT ini sering di posting fotonya di grup FB Grand Livina. Nah di artikel ini saya coba bahas mengenai OCT dan apa positifnya pasang OCT ini di kendaraan kesayangan.




Pada mesin kendaraan normal nya akan ada tekanan gas karena kenaikan suhu dan juga kebocoran tekanan dari piston ke arah crankshaft. Bila tekanan ini dibiarkan terus menerus terakumulasi maka crankshaft bisa pecah atau seal-seal yang ada bisa rusak tidak kuat menahan tekanan, oleh karena itu oleh pada engineer dibuatlah sistem ventilasi dari crankshaft.


Pada awalnya sistem ventilasi tersebut hanya dilepas saja ke atmosfer, tapi sesuai regulasi otomotif untuk mengurangi polusi akhirnya selang ventilasi ini di sikulasikan kembali ke ruang mesin melewati pipa intake. Kalau diperhatikan pada mobil atau motor bro and sis semua pasti ada hose dari crank shaft masuk kembali ke intake hose atau ke arah filter udara.  Jadi uap oli juga masuk kembali ke intake untuk dibakar kembali di ruang bakar.

courtesy of Amazone



Ketika kita melepas hose ventilasi dari crankshaft atau mengelap ujung lubang ventilasi crankshaft yang ada di fitler udara terlihat kalau uap oli ini sticky dan hitam. No wonder throttle body, klep kupu-kupu atau saluran intake udara seringkali berwarna hitam dan sticky juga. 


Kejelekan lain dari uap oli yang masuk ke ruang bakar adalah ngelitik? loh kok bisa? Hal ini terjadi karena kompresi mobil modern yang relatif tinggi mengakibatkan uap oli yang sedang di compress ketika melalui proses pembakaran mesin justru malah terdetonate dan meledak duluan sebelum busi spark. Tapi alasan yang ini sepertinya lebih pengaruh di mesin mobil dengan performa tinggi seperti mesin mobil balap.

Pada mesin dengan sistem turbo, OCT ini memegang peranan penting karena uap oli yang masuk kembali ke sistem turbo akan melumasi sirip-sirip turbo sehingga menurunkan efisiensi dari turbo itu sendiri yang didesain hanya udara bersih saja yang masuk ke sistem turbo.

Left to right: Selang bypass - filter bensin - selang bensin


Ok back to Silvi, dengan bermodalkan selang bensin, filter bensin Suzuki Carry, hose karet (teman-teman di FB pada pakai bypass hose gran max atau feroza), dan klem saya coba bikin juga OCT yang simple untuk Silvi. 
Selang bensin hanya dipakai pendek saja sebagai adapter supaya connector filter bensin bisa masuk sempurna ke hose dari ventilation port dan yang ke intake port.
Karena belinya selang yang lurus jadi ya gitu deh susah juga nekuk-nekuk dan masukin ke catchernya.


Ok, setelah pasang nanti kita lihat lagi hasilnya ketika bongkar throttle body. Moga-moga sih sudah berkurang jauh item-itemnya di katup kupu-kupu.

Semoga bermanfaat.........











Ganti Accu GS Hybrid - Grand Livina

$
0
0
Accu.... atau aki memegang peranan penting untuk kendaraan matic baik itu pada roda dua dan roda dua keatas. Apalagi kalau tidak dilengkapi dengan kick starter kalau accu fail maka tidak ada cara lain selain di jumper atau ganti accu. Hal ini bisa dibilang kurang berlaku pada kendaraan dengan bertransmisi manual yang masih bisa didorong ketika accu tidak berfungsi dan masih bisa menyala. Pada kendaraan matic mau didorong secepat apapun tetap itu mesin tidak akan menyala karena putaran roda tidak akan menyangkut di engine, dulu pernah saya buktikan di mobil matic yang mogok didorong kemudian masuk D tetap saja nge loss gak nyangkut ke engine :)


Silvi alias Livina saya accu bawaan pakai GS hybrid dan kelistrikan di Silvi tidak ada yang aneh-aneh cuma pemasangan DRL led dan lampu led tambahan dibagian belakang saja jadi bisa dibilang full standar. Accu hybrid disini dimaksudkan bahwa accu ini merupakan accu basah dan tingkat penguapannya diminalisir. Meski begitu air accu tetap saya kontrol tiap dua minggu sekali dan isi secukupnya dan biasanya hanya sedikit saja mengisinya, pengisian lumayan banyak setelah mobil dibawa seminggu keliling Jawa baru lumayan banyak ngisinya. Sehari-hari mobil ini hanya dipakai disektiaran Bintaro antar jemput anak sekolah saja dan jarang jalan malam paling hanya sekitar 30% dari umur mobil jalan malam pakai lampu.




Pada accu basah atau yang masih menggunakan air accu, posisi air accu yang merendam timah di accu memegang peranan penting sehingga kontrol air accu menjadi keharusan dan rutinitas tersendiri kalau mau life timenya panjang.
masih pakai GS hybrid lama


Akhirnya setelah 2.5 tahun sejak April 2016 di 34,000 km mulai ada gejala accu melemah, istri saya yang pakai mobil ini tiap hari sempat laporan kalau starter pagi mulai agak lemah angkatannya. Besok nya saya test dengan voltmeter yang di colok di pematik memang confirm tegangan accu dipagi hari tinggal 11.8 V.  Setelah mobil saya tinggal touring sepeda motor selama 1 malam alhasil besok sorenya mobil sudah tidak mau start.


Saya putuskan ganti accu lagi menggunakan accu GS hybrid lagi yang seri terbaru. Seri terbaru ini sudah ada indikator accu di body atasnya jadi bisa ikut membantu kesehatan accu. Kenapa gak coba merek lain atau accu kering? sebetulnya melihat performance GS hybrid yang sebelumnya saya sudah cukup puas dan juga pengalaman saya dengan accu kering sering kali indikator tetap blue yang menandakan OK tapi tetap tidak kuat start.

GS hybrid baru dengan indikator (sumber: saft7)


Kelemahan accu GS hybrid yang lama ini kelihatannya timah dibagian dalam sering pada rontok jadi banyak material yang mengambang yaitu timahnya itu sendiri sampai saya pikir apa ini debu dari jalanan bisa masuk ke accu? kelihatannya timah ini pada mulai lepas setelah 1 tahun pemakaian tapi tidak berpengaruh pada performance nya itu sendiri, ketika saya bandingkan dengan accu baru voltase ketika mesin hidup dan beban maksimal voltasenya didapatkan sama-sama 13.5 - 13.7 V. Kalau accu saya yang baru ini belum tau bakal rontok apa enggak karena umurnya baru 2 bulanan, bisa jadi tidak ada yang rontok karena sudah generasi terbaru.

GS Hybrid baru

Untuk memonitor accu kita bisa menggunakan voltmeter baik itu yang seperti tukang listrik pakai atau yang simple yang tinggal colok ke lighter mobil atau model yang lebih simpel lagi yang taruh di kepala accu seperti model dibawah ini. Lebih lanjut mengenai voltmeter bisa di akses ke artikel ini
Voltmeter colok ke lighter




Voltmeter



Gimana kalau sudah waktunya ganti accu tapi belum ada dana mupuni? bisa bawa accu yang bermasalah ke tukang accu pinggir jalan. Bisa mereka charge semalaman atau di ganti air accunya dengan yang fresh, dengan cara ini mungkin masih bisa menolong lifetime accu sampai 1 bulanan tergantung tingkat keparahan dari kerusakan sel accunya itu sendiri. Atau bisa juga dengan memasukkan bubuk EDTA ke dalam accu untuk melepaskan molekul hasil oksidasi pada body timah didalam accu.


Semoga membantu.......




Review MAF Spacer - Grand Livina

$
0
0
MAF spacer..... Mass air flow (MAF) tugasnya adalah membaca flow udara yang akan masuk ke throttle body sebelum ke ruang bakar mesin. MAF adalah salah satu sensor yang bertugas untuk mengatur debit bensin yang masuk ke ruang bakar melalui injector (sensor lainnya antara lain oxygen sensor or AFR sensor). Nah kebetulan kakak saya baru pasang MAF spacer di Mitsubishi Grandis nya dan impresi awalnya jadi lebih responsif dan penggantian transmisi matic konventionalnya jadi lebih smooth. Ok lah mari kita coba juga apa efeknya di Silvi.

Add caption



Pada Livina saya, MAF yang digunakan sepertinya type hot wire sensor dimana ada kabel pemanas kecil dan sensor temperatur yang mengukur udara disekitar kabel pemanas yang semua ini ada didalam satu modul.



MAF sensor secara kontinyu mengalirkan listrik ke kabel pemanas dan membuat bacaan suhu di sensor temperature tetap di katakanlah nilainya 100 deg C. Nah ketika kendaraan melaju maka throttle body akan terbuka sehingga makin banyak flow udara melewati MAF sensor sehingga temperature turunlah dibawah 100 deg C dan oleh microprocessor di MAF arus listrik ditambah untuk menaikkan suhu di kawat pemanas supaya suhunya kembali ke 100 deg C. Nah, besarnya arus inilah yang dibaca oleh ECU untuk memberikan besarnya bahan bakar yang perlu dimasukkan ke ruang bakar supaya tetap optimal tidak lean atau rich sehingga emisi tetap rendah tanpa mengorbankan performance dari mesin. Ada juga pendapat bahwa hasil bacaan AFM ini juga digunakan ECU or TCM (transmission control module) untuk melakukan perpindahan transmisi. Jadi kalau AFM rusak bisa juga menyebabkan perpindahan gigi yang bermasalah.



MAF di Livina terletak setelah filter udara dan sebelum throttle body. Sedangkan MAF spacer berfungsi meninggikan posisi duduk sensor MAF dari tempatnya semula didalam saluran udara. MAF spacer ini saya beli yang lokal punya dari bahan polyurethane seharga Rp. 250,000. 



Pemasangan pun sebentar saja hanya bermodalkan obeng kembang dan menghasilkan MAF sensor naik kurang dari 2 cm dari tempatnya semula tentunya dengan penggantian baut yang lebih panjang juga yang ada di paketan MAF spacer. First impression memang respon gas lebih ringan towel dikit langsung ngacir untuk fuel consumption juga masih idem di sektiar 9.3 - 9.5 km/liter.


Tapi down sidenya adalah mobil sering ngelitik dibanding tidak pakai MAF spacer, masih termasuk kedalam ngelitik halus sih sebenarnya cuma ya cukup mengganggu kalau pas buka kaca jendela terus kedengeran ngelitiknya kalau tutup jendela semua sih tidak terdengar apa-apa. But dua kali test di hari yang berbeda di tol malah ngelitik terdengar sampai kabin di 3,500 RPM, nah ini sangat intolerable bagi saya karena sebelumnya tidak pernah ngalamin seperti ini. Begitu juga dengan torsi di RPM atas sepertinya rada tertahan.
before installation


Akhirnya setelah 400 km pasang MAF spacer ya saya copot lagi saja dan ngelitik tipis kembali ke awal yaitu di RPM rendah saja. Bisa jadi MAF spacer ini kurang cocok di livina saya tapi gak tau gimana di livina yang lain. Kalau di grandis kakak saya sih so far aman saja tidak ada masalah ngelitik seperti ini

after installation


semoga membantu......




Ganti Caliper Rem Depan Aerox - Upgrade Rem

$
0
0
Pengereman..... merupakan nyawa kita dalam berkendara. Akselerasi dan top speed mudah di raih dan siapapun bisa melakukannya, tapi masalah timbul apakah kendaraan anda dengan kecepatan tinggi apakah bisa di rem dengan sempurna? Accident sering kali terjadi salah satunya karena gagal melakukan pengereman dan siapa pun tidak mau mengalami hal ini kan? 


Semenjak Aerox menjadi tunggangan harian, saya rasakan kalau rem nya terutama rem depan bekerja senin kamis - di rem hari senin berhenti kamis. Rem depan cenderung ngeloyor saja tidak bisa menghentikan motor as expected malah lebih pakem rem belakangnya. Setelah ganti ban IRC dengan Pirelli Angel Scooter yang artikel nya ada disini, barulah saya rasakan kalau masalah pengereman sedikit terobati meski belum signifikan. OK kira-kira apa saja yang perlu di ganti kalau mau upgrade pengereman?




Upgrade pengereman bisa dilakukan dengan beberapa cara berikut:
  • Ganti master rem ==> bagian atas yang ditekan tuas rem
Master Rem (pic from kaskus)

  • Ganti selang rem pakai yang braided line ==> non karet untuk eliminasi selang karet yang memuai karena minyak rem yang panas sehingga berakibat rem loss
braided line (pic from google)

  • Ganti kaliper rem ==> tempat kampas rem menekan disc dan memberikan gesekan untuk menghentikan motor

  • Ganti disc dengan model floating type ==> memiliki koefisien panas metal yang beda antara disc yang bergesekan dengan kampas dengan metal yang menempel di velg sehingga disc cepat melepas panas dan rem tetap bekerja optimal
caliper Brembo dan floating disc brake (pic from google)



Setelah dipikir-pikir daripada upgrade total dan pakai merek branded semua (karena larinya motor Aerox ini ya segitu-segitu aja), saya putuskan dengan modifikasi yang murah dulu yaitu ganti caliper rem depan dengan caliper R15 version 3 alias versi yang paling akhir karena memiliki 2 piston vs bawaan Aerox yang hanya 1 piston. And the good news nya adalah partnya plug and play tidak perlu ubahan di brecket rem. Akhirnya setelah menebus caliper seharga Rp. 300,000 via online shop dan penggantian dilakukan di Beres Yamaha sekalian dengan servis ringan. Saya pun berterimakasih dengan mekanik karena cukup kasih tip ke doi saja untuk melakukan penggantian caliper tidak perlu bayar ke Beres.



Setelah penggantian caliper dirasakan memang rem depan menjadi lebih pakem, bagian haluan motor lebih sering dive ketika dilakukan pengereman depan saja. Meski feel tuas kanan masih dalam seperti pakai caliper bawaan sebelumnya yang 1 piston, padahal saya berharap feel tuasnya lebih pendek jarak mainnya. Jujur saja kalau feel tuas kanan saya masih lebih suka dengan Honda beat pop yang saya miliki sebelumnya yang cenderung tidak dalam dan berasa lebih pakem remnya. Tapi saya masih lebih suka lagi dengan feel di ER6F mantan saya or Z800 yang jauh lebih berasa performance rem nya (ya iyalah)



Rem belakang kenapa masih saya pertahankan tromol? Sebetulnya rem tromol di Aerox ini nilai plusnya adalah adanya rem parkir yang tidak kita dapatkan di rem cakram or disc brake. Lagipula kalau dipaksa masih cukup mupuni rem tromolnya bisa bikin ban belakang slide juga.
Oh ya, kalau disc depan sudah banyak baretnya dan dalam bisa juga dilakukan penggantian disc ini juga terasa signifikan menaikkan kualitas pengereman. Kebetulan saya sempat ditabrak dari samping ketika motor sudah berjalan 5,000 km dan disc depan sudah mulai dalam ceruk-ceruknya, setelah ganti disc depan pengereman jadi terasa lebih pakem (ini sebelum saya ganti calipernya)


Nah kalau hardware alias perangkat pengereman di motor sudah di upgrade kini softwarenya yang perlu di upgrade yaitu teknik pengereman ridernya itu sendiri. Tekniknya bisa dilihat di artikel ini dan ini, teknik ini juga mandatory untuk yang sistem pengeremannya masih standar. Bagi saya rem itu adalah faktor pembantu saja, faktor utama tetap adalah teknik rider nya itu sendiri dalam berkendara. Rem bukanlah penyelamat utama kadang tancap gas atau escape route bisa menjadi pilihan yang lebih baik.




Semoga berguna dan be safe.....

CVT Modification - Burgman 200

$
0
0
CVT..... continous variable transmision merupakan bagian yang bertugas untuk memindahkan daya dari mesin ke ban pada sepeda motor matic. Pada komponen inilah daya dari mesin terbuang, dari beberapa literatur ada yang bilang sampai 30% terbuangnya. Tapi ini juga make sense sih karena kalau kita test akselerasi motor matic ditandingkan dengan motor rantai seringkali yang berpenggerak rantai lah yang lebih unggul bisa ngacir duluan.


Motor bapak saya yaitu suzuki Burgman yang karakternya baru bergerak setelah di 5,000 RPM dan engage torsinya terasa lamban jadi korban untuk di oprek di bengkel spesialis matic langganan teman kantor saya. Kebetulan teman saya ini punya Nmax dan di racik CVT nya jadi lebih enteng dan bisa lari diatas 120 kpj. Nah kalau bro sis mau tau karakter Burgman 200 bisa intip di artikel ini dan ini



Setelah motor sampai di TKP, di test oleh yang punya bengkel dan mulai di bongkar untuk di racik ulang CVT nya. Jadi yang dikerjakan adalah:
  • 3 buah roller asli di bubut bagian lingkar dalamnya, sisa 3 lainnya dibiarkan. Menurut saya ini supaya roller lebih cepat terlempar keluar dan membuat drive pulley (depan) mengecil mendorong belt ke diameter besar dan efeknya mengecilkan posisi belt di driven pulley (belakang) untuk mengejar akselerasi


  • Per CVT di ganjal karena di bengkel tidak ada per custom yang lebih panjang lagipula Burgman kan motor rare. Menurut saya ini supaya RPM naik agak tinggi dahulu dan mangkok pulley belakang baru membuka jadi saluran torsinya lebih terasa di ban belakang. Meski begitu untuk di speed lambat tetap masih enak jalannya.

  • Mangkok CVT di bagian yang menempel dengan kopling di lubangi. Menurut saya ini berfungsi untuk membuang kotoran sehingga gregel berkurang selain itu juga meringankan beban dari mangkok itu sendiri



Hasilnya adalah:
  • Motor tetap berjalan di 5,000 RPM tapi limpahan torsinya jauh lebih terasa dibandingkan kondisi standar, bisa dikatakan hampir 2 kali lipat jadi lebih galak ini Burgman gak kalem seperti awal

  • Torsi ngisi terus dan cepat naiknya ke RPM tinggi dibandingkan kondisi standar Burgman yang tidak bisa buat galak-galakan ini malah jadi galak nan arogan, hahaha

  • Top speed sepertinya tidak banyak berubah masih di kisaran 120 - 130 kpj.

  • Gregel harusnya hilang karena sudah pakai mangkok yang dilubangi sehingga kotoran cepat keluar dari mangkok. 

  • Fuel consumption harusnya bisa dibilang lebih irit karena CVT sudah jadi lebih efisien tapi balik lagi ada perubahan karakter tarik gasnya tidak karena sudah lebih galak Burgmannya. Malah bisa lebih boros kali ya?

Kalau mau juga di oprek dengan merogoh kocek less than Rp. 200,000 bisa menyambangi Berkah Cahaya Matic di sebelah lapangan terbang Pondok Cabe Cirendeu, bisa cek di gmap untuk lokasi persisnya.

semoga bermanfaat dan gas....









CVT Modification - Aerox 155

$
0
0
CVT..... continous variable transmision merupakan bagian yang bertugas untuk memindahkan daya dari mesin ke ban pada sepeda motor matic. Pada komponen inilah daya dari mesin terbuang, dari beberapa literatur ada yang bilang sampai 30% terbuangnya. Tapi ini juga make sense sih karena kalau kita test akselerasi motor matic ditandingkan dengan motor rantai seringkali yang berpenggerak rantai lah yang lebih unggul bisa ngacir duluan.

Si Koneng Aerox 155 saya jadi korban kali ini untuk di oprek sektor CVT nya, berdasarkan ubahan yang sudah dilakukan di
Burgman bapak saya yang artikelnya bisa dilihat disini. Keluhan utama Koneng adalah top speed yang saya rasa hanya mentok di 110 kpj dengan berat badan saya sekitar 78 kg, jadinya saya penasaran untuk menaikkan top speed Koneng meski akselerasi menurut saya sih sudah cukup meski terasa ada sedikit sekali lag di RPM bawah. Nah kalau bro sis mau tau karakter Aerox 155 bisa intip di artikel ini






Karena cukup malas untuk pergi dan antri di bengkel berkah Cahaya Matic Pondok Cabe yang oprek Burgman bapak saya jadinya saya beli part modifikasi yang dijual via online antara lain:
  • 6 buah roller NKS 10 gram. Roller ini saya mix selang seling dengan roller bawaan Aerox 13 gram. Menurut saya ini supaya roller lebih cepat terlempar keluar dan membuat drive pulley (depan) mengecil mendorong belt ke diameter besar dan efeknya mengecilkan posisi belt di driven pulley (belakang) untuk mengejar akselerasi

10 gr (atas) dan 13 gr (bawah)

selang seling 10 gr dan 13 gr (standar)


  • Per CVT dari DZM Bandung saya pilih yang tune up harian, sepertinya sih 1,000 rpm speknya karena masih lebih keras TDR kalau dibandingkan. Menurut saya ini supaya RPM naik agak tinggi dahulu dan mangkok pulley belakang baru membuka jadi saluran torsinya lebih terasa di ban belakang. Meski begitu untuk di speed lambat tetap masih enak jalannya tidak harus terlalu mengerung di RPM tinggi mesinnya



Per standar (kiri), per tune up (kanan)


  • Rumah roller yang sudah di coak dan sudut pulley 13.8 derajat untuk satu set pulley depan. Menurut saya ini ditujukan supaya belt di pulley depan bisa lebih naik lagi dan top speed lebih tinggi dibandingkan sebelumnya. Kalau disandingkan ternyata rumah roller baru ini diameter luar yang bersinggungan dengan belt lebih besar diameternya dibandingkan  rumah roller standarnya

kiri rumah roller standar, kanan rumah roller modifikasi

atas pulley baru, kiri pulley standar



  • Mangkok CVT di bagian yang menempel dengan kopling beli custom dari pae garage. mangkok CVT ini di lubangi dibagian sisinya, bagian yang menempel dengan kopling, dan ada tambahan rel di bagian yang menempel dengan kopling. Menurut saya bagian yang menempel dengan kopling ada rel dan lubang ini berfungsi untuk membuang kotoran dari ampas kopling sehingga gredeg yang jadi penyakit Aerox gak balik lagi. Sedangkan bagian samping dilubangi untuk meringankan beban mangkok CVT saja
atas mangkok standar, bawah mangkok modifikasi



    atas mangkok standar, bawah mangkok modifikasi


    Hasilnya adalah:
    • Motor berjalan di RPM yang sama sekitar 3,000 RPM. Tapi motor terasa agak mengerung di RPM 5,000 jadi seperti ada lag torsi antara 3,000 ke 5,000 tapi mesin dari 5,000 ke atas mulai menjambak. Dibandingkan dengan kondisi standar lag torsi ini juga mirip-mirip.

    • Torsi lebih terasa dibanding kondisi standar apalagi di sweet spot nya yaitu di kisaran 5,000 - 7,000 RPM. Saya test di ramp naik parkiran kantor sampai berasa mau wheelie

    • Top speed tersunat dikit biasanya 110 kpj lebih sedikit masih sering ini ke 100 kpj lebih sulit

    • Nafas di RPM 8,000 ke 9,000 sudah terasa penurunan torsinya tidak seperti CVT kondisi standar

    • Gredeg harusnya hilang karena sudah pakai mangkok yang dilubangi sehingga kotoran cepat keluar dari mangkok. 

    • Fuel consumption sepertinya masih sama saja tergantung cara bawa motornya, meski karena lebih enteng maunya di geber terus si Koneng ini. Saya masih dapat sekitar 35 - 35.8 km / liter

    • Ketika starter pagi sepertinya rumah roller lebih berisik bunyinya

    Total biaya modif diluar ongkos pasang adalah sekitar Rp. 650,000, mungkin kalau mau lebih murah bisa juga di oprek oleh Berkah Cahaya Matic di sebelah lapangan terbang Pondok Cabe Cirendeu, bisa cek di gmap untuk lokasi persisnya.


    Next projectnya saya mau ganti per kopling yang 1,000 RPM dan pakai filter udara Ferrox, stay tuned.....
    Mungkin ada yang punya resep buat naikin top speed tanpa bore up cc tolong dong di share ya brothers.


    semoga bermanfaat dan gas....


    Perbaikan Performa Shock Depan - Aerox 155

    $
    0
    0
    Shock depan...... merupakan salah satu yang saya keluhkan di motor Aerox karena ketika hard breaking dengan rem depan dan jalan keriting sering terasa shock seperti oblak dan klotok-klotok berasa sampai ke stang rider. Ini terjadi lebih parah lagi kalau sedang berboncengan jauh lebih terasa lagi oblaknya.



    Berhubung saya panggil mekanik untuk ganti CVT set (artikel bisa dilihat disini) sekalian saja shock depan ini saya garap. Tadinya mau kuras dan ganti semua olinya tapi berhubung cukup menyita waktu dan motor baru clocking 8,000 km di usia 8 bulan akhirnya diputuskan untuk menambah oli shock depan saja 10 mL untuk masing-masing shock.


    Oli pun tidak perlu yang special high performance segala macem, tapi kebetulan punya oli shock kawasaki sisa si biru jaman dulu jadi ya pakai ini saja deh


    Pekerjaan yang perlu dilakukan adalah:
    • Lepas spakbor dan ban depan 

    • Lepas shock kanan kiri dari segitiga 

    • Dorong penutup shock bagian atas ke arah bawah melawan pegas shock (nomor 14 dorong dan part 16 di congkel pakai obeng)

    • Sambil ditahan lepas ring penganjal penutup shock

    • isi oli shock sebanyak 10 mL (bisa pakai sendok takar obat)

    • Pasang penutup shock atas dengan didorong masuk ke arah bawah melawan pegas shock (nomor 14 dorong dan part 16 pasang kembali posisinya)

    • pasang ring penahan penutup shock

    • pasang shock ke segitiga

    • pasang ban dan spakbor depan


    Perlu diingat kalau volume oli shock harus imbang kanan dan kiri supaya imbang kerjanya shock breaker depan
    Kalau mau upgrade lagi bisa pasang stabilizer shock depan atau fork brace tapi sayangnya space dengan segitiga bawah sudah dekat sekali bahkan akan mentok stabilizer shock depannya, padahal dengan stabilizer shock depan kalau lewat jalan jelek akan lebih enak bantingannya karena imbang antara kanan kirinya

    contoh fork brace alias stabilizer shock


    Ok setelah tambah oli shock masing-masing 10 mL kanan kiri apa perubahannya?
    • bantingan terasa lebih rigid dan antep
    • gluduk-gluduk sudah tidak terasa lagi ketika hard breaking di jalan keriting
    • cornering feel dan feedback ban depan lebih enak
    • haluan motor lebih berisik lagi karena saya simpan 2 relay dan modul hazard di balik tebeng depan, ditambah bunyi spakbor extension yang sering beradu dengan bagian bawah depan motor.

    semoga berguna......



    Side Body Molding - Grand Livina

    $
    0
    0
    Side Body Molding..... atau list body samping, merupakan salah satu part yang tidak ada di Silvi Grand Livina type SV milik saya. Nah, berhubung istri sempet nyenggol tembok gang di pintu depan kiri dan lumayan dalam tidak bisa hilang dengan kompon jadinya saya beli deh side body molding untuk Silvi.



    Beli di online shop sekitar Rp. 400,000 an kemudian lajut pasang di rumah, pemasangan juga mudah karena semua sudah ada double tape 3M automotive jadi tinggal tempel saja. Jangan lupa pastikan dulu body mobil sudah bersih terlebih dahulu


    Karena side body molding ini bikinan bukan aslinya dari Nissan (Harga di Beres sekitar Rp. 900,000), barulah terlihat kalau yang saya beli ini lebih tebal dan molding bagian pintu belakang tidak bisa mepet ke bagian depan. Sudah dimundurkan posisi nempelnya tetap saja kalau buka full pintu belakang moldingnya terbentur dengan pintu bagian depan sehingga berbekas di molding pintu belakang (sorry lupa difoto)




    Overall, cukup puas karena warna catnya sama dengan Silvi dan bikin manis tampilan mobil. Mengenai finishing catnya bagian tepi kurang ok karena beberapa bagian ada yang rontok catnya.

    cat yang rontok




    semoga berguna.....




    Accident with Aerox - Broken Center Stand

    $
    0
    0
    Accident.... suatu hari di hari Senin pukul 05.45 setelah melewati STAN Bintaro saya membuntuti Vixion yang menyalip Yaris merah lewat sisi kanan nya, dengan posisi jalan yang agak menikung ke kanan ketika saya menyalip dan stang sudah melewati bemper mobil tiba-tiba jeder..... klenteng klenteng klenteng.... rupanya itu mobil sepertinya tidak sadar saya menyalip dan tiba-tiba melaju ke arah kanan sehingga menyenggol motor saya. Padahal saya sudah masuk lebih dari setengah jalur lawan arahnya. Ngantuk sepertinya yang sedang menyetir, sedangkan motor Vixion yang ada didepan saya selamat karena pakai knalpot racing.




    Alhamdulillah motor hanya goyang sedikit dan saya langsung minggir serta kasih kode angkat tangan ke mobil, eh tapi itu mobil kok gak berhenti dan minggir ya? hehehe mungkin tau juga kalau salah dan gak mau urusan.



    Cek-cek kerusakan, standar tengah bagian kiri sudah patah termasuk per juga hilang, sisa hanya sebelah kanan saja jadi saya first aid dengan mengikat standar kanan ke swing arm memakai masker. Cek kerusakan lain juga ban belakang yang ada sobek serta rompal dibagian permukaannya tidak sampai tembus ke dalam. Kerusakan lain di body, CVT ataupun filter udara alhamdulillah tidak ada sama sekali dan yang terpenting adalah motor tidak sampai terjatuh.




    Setelah lihat-lihat kerusakannya sepertinya kerusakan di mobil lebih parah entah itu tersangkut di bemper depan atau masuk ke celah velg karena standar tengah bisa teramputasi.
    Oh well, kita beli saja standar tengah via online sekitar Rp. 140,000 plus per Nmax Rp. 17,000 lalu pasang deh semuanya.



    Lesson learn kalau overtake harus rajin klakson dulu apalagi gak pakai knalpot racing, jadi kepikiran ganti knalpot racing deh. R9 kayanya ok juga nih

    Semoga bermanfaat.....







    Upgrade CVT - Per Kampas Kopling (Sentri) Aerox

    $
    0
    0
    Per Kopling...... jadi sasaran modifikasi kali ini setelah saya modifikasi CVT sebelumnya yang ada di artikel disini. Karakter si koneng saya setelah modifikasi CVT yaitu agak mengerung di RPM tengah meski terbayar dengan naiknya torsi dan akselerasi yang lebih baik. Tapi saya masih berkeinginan untuk menurunkan RPM mengerungnya ini dengan mengganti per kopling atau per sentri dengan yang 1,000 RPM speknya berdasarkan ulasan blogger dan vlogger yang banyak beredar.



    Per kopling yang lebih lunak yaitu spek RPM lebih rendah akan berpengaruh makin mudahnya kampas kopling mengembang dan engage dengan mangkok kopling sehingga motor bisa lebih responsif. Sedangkan, semakin tinggi spek RPM maka kampas kopling akan lepas di RPM lebih tinggi dan motor lebih mengerung, menurut saya ini untuk mengejar torsi dan cocok untuk motor yang sudah diupgrade cc nya.

    Setelah pasang per kopling merek KTC 1,000 RPM ternyata tidak terlalu berubah signifikan malah lebih meraung sedikit RPM nya bukannya turun, hahaha Memang sih ketika dibandingkan per kopling 1,000 RPM KTC yang baru dengan orinya aerox punya malah lebih lembek yang ori Aerox punya.

    putih per KTC 1,000 RPM, hitam per ori


    Tapi setelah sekian lama berkendara lama-lama terbiasa juga dan gak jadi saya tukar balik ke yang ori lagi. Konsumsi bensin sendiri masih sama juga seperti sebelumnya berkisar antara 1 : 35 sampai 36 km/liter.



    semoga berguna.....






    Review Knalpot R9 Misano - Aerox

    $
    0
    0
    R9 Misano...... jadi pilihan knalpot untuk si Koneng setelah terlibat accident yang artikelnya saya ulas disini. Tadinya hampir beli Daytona yang suaranya terdengar lebih bulat dan bold tapi saya kok kepincut dengan R9 Misano yang tampilannya lebih manis dan berkelir hitam seperti knalpot bawaan karena memang saya tidak suka yang mentereng.





    R9 merupakan knalpot bikinan Indonesia dan berkualitas pabrikan bukan made by order or custom. R9 Misano juga jadi pilihan karena banyak yang beli di online shop ketika pilih-pilih knalpot untuk si Koneng. Kenapa gak beli knalpot branded dan mahal sekalian? ya pikir-pikir si Koneng ini dipakai harian kemudian tenaga 150cc ya segitu-segitu aja dan perbandingan kenaikkan tenaga juga pasti tidak terlalu signifikan. Berbeda dengan moge yang ganti knalpot sudah terasa sangat perbedaannya seperti si biru dulu.


    Si Koneng sudah lumayan banyak modifikasinya untuk mendongkrak performa dan membawa saya commuting dengan BB 78 kg antara lain CVT set yang artikelnya ada disini, veloscope, accent wire, dan cyclone yang lain bisa di oprek-oprek di blog ini saja. Jadi yang belum diubah tinggal upgrade cc, piggy back, open looper


    R9 Misano saya pasang sendiri di rumah, cukup memakan waktu lama karena leher knalpot R9 selalu bocor di bagian blok mesin. Rupanya ada bushing yang ketinggalan masih lengket di knalpot bawaan yang belum saya pasang di header R9 hehehe.

    Tanpa DB killer

    Test commuting selama beberapa hari didapatkan hasil sebagai berikut:
    (+) Suara ketika mesin idle bulat dan relative halus meski desibel lebih tinggi dibanding knalpot bawaan

    (+) Suara tetap bulat tidak pecah ketika top speed dan posisi RPM mentok

    (+) Jadi jarang menggunakan klakson ketika over taking karena yang lain pada minggir dengar suara nya, malah klakson kalah kencang suaranya ketika sedang speeding

    (+) Peningkatan desibel sangat signifikan dari RPM idle ke RPM 5,000 ke atas bisa dibilang bacot nya besar tapi .... 


    (-) Yang saya sesalkan adalah ngempos. Ya ngempos alias ini bacotnya gede tapi torsi kok malah tersunat dibanding knalpot bawaan. Bisa jadi ini karena back pressure terlalu terbuang loss jadi power nya hilang

    DB killer package


    Karena ada faktor ngempos tersebut dan saya tidak tahan lagi akhirnya saya beli DB killer untuk R9 Misano yang model mengotak ujungnya bukan yang oval serta pasangnya ada di pangkal slip on bukan di ujung knalpot, nah langsung cekidot apa hasilnya:
    * Suara ketika mesin idle tetap bulat dan halus dan desibel nya sedikit lebih tinggi dari knalpot bawaan

    * Suara tetap bulat tidak pecah ketika top speed dan posisi RPM mentok

    * Dibandingkan sebelum pakai DB killer kira-kira suara nya sekarang sudah turun setengahnya jadi tidak bacot lagi dan malah jadi tambah sopan. Malah saya jadi kadang membunyikan klakson keong tidak seperti sebelum pasang DB killer

    * Peningkatan desibel dari idle ke RPM 5,000 ke atas tidak terlalu signifikan tetap halus dan sopan

    * Yang paling penting adalah ngemposnya hilang dan peningkatan torsi serta power lebih terasa

    DB killer setengah dimasukkan


    DB killer fully insert



    Setelah pasang DB killer ini saya jauh lebih happy dengan performance si Koneng meski saya kepikiran untuk membesarkan lubang-lubang yang ada di DB killer supaya suaranya lebih berisik sedikit for safety reason.

    Konsumsi BBM dari yang awalnya 1: 35 - 36 sekarang lebih boros sedikit ke 1: 34.7 - 35.2 tapi worthed dengan new excitement nya



    Semoga berguna......






    Modifikasi Knalpot R9 Misano - Aerox

    $
    0
    0
    R9 Misano modification...... berawal dari ketidakpuasan saya dengan knalpot R9 Misano di Aerox saya yaitu ngempos dan baru mendingan setelah pasang DB killer yang artikel nya ada disini. Maka saya mulai cari-cari bagaimana cara meng optimalkan performance dari R9 yang terpasang ini, masa performance knalpot racing masih kalah dibandingkan knalpot standar.
    Mulai dari setel CO yang ternyata tidak bisa, pasang open looper yang masih saya pending, dan terakhir akhirnya diputuskan untuk ubah ukuran header.




    Berhubung si koneng Aerox 155 saya mesinnya masih standar belum bore up hanya saja sudah upgrade CVT (bisa cek disini dan sini) jadi penggantian ke knalpot racing R9 Misano malah menurunkan performanya? loh kenapa ya bisa begitu? setelah baca-baca beberapa litelatur terjawab sudah bahwa mesin standar masih membutuhkan back pressure dari knalpot dan knalpot standar lah yang memberikan back pressure paling optimal untuk performance motor standar. Maka dari itu performance dengan knalpot standar masih lebih sangar dibanding setelah pasang R9 Misano karena header misano yang berukuran besar jauh dari size knalpot bawaan jadi bisa dibilang terlalu loss tidak ada back pressurenya untuk R9 Misano.




    Saya order ke tukang knalpot header dengan besar pipa sama dengan header bawaan pabrik tapi justru diberikan masukan kalau nanti malah hitungannya tidak masuk alias larinya motor hilang. Ya akhirnya saya manut saja dengan pipa header yang lebih besar sedikit dari standar dan penggantian hanya sekitar 20 cm dari outlet mesin dan sisanya pakai pipa bawaan dari R9 Misano. Sayang kualitas pengerjaan dan las-las an ala kadarnya tapi karena posisinya ada di kolong jadi tidak begitu kelihatan.

    setelah pergantian sebagian header

    sebelum pergantian sebagian header

    DB killer pun saya minta lubang-lubangnya di perbesar 2 - 3 mm dari yang ada supaya suaranya tidak terlalu kalem seperti knalpot standar.

    Sebelum lubang DB killer diperbesar



    setelah lubang DB killer diperbesar


    Setelah pasang dan tanpa DB killer, impresi pertama adalah tarikannya lebih baik daripada sebelum ganti header tapi gejala ngempos masih terasa hanya saja di high RPM torsinya baru terasa lebih daripada knalpot standar. Suaranya juga kembali lagi ke awal yang berisik di RPM menengah ke atas.

    Setelah test satu harian tanpa DB killer akhirnya besoknya saya pasang DB killer yang lubang-lubangnya sudah diperbesar. Impresinya adalah perbaikan torsi dan power dibanding tanpa DB killer dan saya puas karena performancenya sama galaknya seperti pakai knalpot standar. Untuk suaranya juga terasa lebih pas tidak terlalu bising tapi tetap terdengar bacotnya



    semoga berguna.....







    Titipan Mainan Baru - Suzuki Karimun Wagon R

    $
    0
    0
    City Car...... jadi rengekan istri saya selama beberapa bulan terakhir ini. Akhirnya setelah menunaikan kewajiban yang lebih utama kami tebuslah Karimun Wagon R type GS matic atau AGS (Automatic Gear Shift). Kenapa Wagon R jadi pilihan? cekidot....



    • Dikarenakan yang pakai harian mobil adalah istri saya untuk antar jemput anak sekolah jadi maunya yang paling mungil apalagi sering masuk gang senggol. Dari tabel berikut terlihat kalau Wagon R paling ramping dengan selisih 12.5 cm dan selisih panjang 0.4 cm ketika dibandingkan dengan Ayla. Dengan Datsun ya jelas lebih jauh lagi selisihnya. Karimun hanya menang di tingginya yang menurut saya untuk mengejar space kabin supaya lebih luas.

    • Transmisi automatic sudah pasti jadi pilihan supaya tidak capek ketika menghadapi kemacetan, meski maticnya Karimun ini adalah transmisi manual yang ditambahkan modul diatas gearbox sehingga jadi semi otomatis. Aneh memang pada awalnya ketika oper perseneling tapi ini karena belum terbiasa saja mengingat kita terbiasa dengan matic conventional, triptonic atau CVT.

    • Wagon R hadir dalam 2 pilihan yaitu GS dan GL. Tipe GS jadi pilihan istri saya karena senang dengan model eksterior nya meski interior doi lebih senang yang GL yang berwarna krem. Beberapa keunggulan tipe GS antara lain lampu yang sudah projector, foglamp, velg 14" bukan 13" seperti GL, dan under seat compartment.

    Awal September 2019 kami tebuslah Wagon R GS AGS seharga 125.5 juta rupiah
    Next nya tinggal diberikan sentuhan ringan modifikasi antara lain reverse sensor, side body molding, DRL, kamera mundur, upgrade head unit, klakson keong, mud flap, retract spion, spoiler belakang, dan lainnya yang ternyata banyak juga ya :)

    Semoga bermanfaat

    Silvi dan Mumun




    Peremajaan Kaki - Kaki Grand Livina

    $
    0
    0
    Gruk..... suara yang semakin sering terdengar di Silvi terutama ketika turun dari polisi tidur, kalau jalanan menikung dan bumpy juga sudah mulai terdengar gluduk gluduk tipis dari roda depan. Karena lumayan menggangu kenyamanan, ketika servis interval 40,000 km saya minta cek kaki-kaki depan dan laporannya semua bagian termasuk shock, ball joint, tie rod OK semua. Kecurigaan mulai mengarah pada support shock yang letaknya ada di bagian atas shock breaker dan sebagian bagiannya terlihat dari balik kap mesin. Setelah menempuh jarak 50,000 km barulah sempat dibawa ke bengkel lagi untuk dilakukan penggantian part yang dimaksud











    Benar saja ketika di bongkar dari shock bagian metal dari support shock sudah lepas dari karetnya dan karet juga sudah terasa getas baik itu support shock kanan dan kiri.

    Support shock depan besinya sudah terlepas dari karet

    Support shock depan yang baru

    Support shock depan yang baru


    Sekalian juga saya ganti karet tatakanpegas bagian atas shock breaker belakang pakai punya Nissan Xtrail T31 dimana banyak user berikan input karet ini anti ambles untuk Livina yang dimuati full, begitu juga karet support pegas yang bagian bawahnya saya ganti karena sudah pada pecah bisa dengan mudah terlihat kalau kita lihat ke kolong mobil.


    Support pegas belakang kanan kiri bagian belakang yagn sudah getas

    Support pegas belakang bagian atas Xtrail T31

    Support shock belakang bagian bawah Xtrail T31


    Hasilnya bagian depan bunyi-bunyi alhamdulillah menjadi hilang dan respon setir menjadi lebih baik. Sedangkan bagian buritan ketika kosong bertambah tinggi belakangnya sekitar 5 jari sebelumnya sekitar 3 jari dengan ban 195/65 R15 dan harusnya sudah anti ambles tapi rasa-rasanya agak jadi keras sedikit. Manuver high speed gimana? Teorinya hrusnya gejala limbung berkurang karena yang belakang lebih keras bantingannya.

    Before

    Before


    After

    After

    Total damage costnya adalah Rp. 988,000 termasuk jasa dan material
    • tatakan per bagian atas shock belakang Xtrail T31 seharga Rp. 55,000 / each
    • tatakan per bagian belakang shock belakang Xtrail T31 seharga Rp. 55,000 / each
    • support shock depan Rp. 162,500 / each (sudah putus sebelah)
    • karet boot shock depan Rp. 42,500 / each 
    • Total material Rp. 638,000
    • Jasa pemasangan Rp. 350,000 di bengkel langganan



    semoga membantu



    Titipan Mainan Baru - Kawasaki Z900

    $
    0
    0
    RedZee.... alhamdulillah RedZee ini merupakan salah satu doa yang di ijabah, semoga doa-doa saya lainnya juga diijabah oleh yang Maha Memberi. Ammiin YRA.

    Genks, perkenalkan namanya RedZee yang merupakan klan Z series adeknya sugomi yaitu Z900 akan mulai menemani hari-hari saya kedepannya setelah 1.5 tahun si biru N650 saya lepas. RedZee ini sebelumnya milik kawan saya dan sudah di modif lumayan hedon, saya bayar ketika di millage 6,157 km.

    Sebelum lanjut ke artikel lainnya dinikmati dulu saja foto-fotonya ya.

















    Kenapa Z900? - Z800 vs Z900 vs GSR 750

    $
    0
    0
    4 Silinder..... jadi impian dan cita-cita saya sejak lama karena faktor suaranya dimana bisa mengalami yang namanya eargasm. Setelah selesai menunaikan ibadah suci, maka saya mulai hunting motor 4 silinder yang sesuai untuk kebutuhan saya.




    Sebelum membeli motor baiknya dipikirkan lagi tujuan utamanya, kalau saya sih tujuan utamanya ya memang dibawa harian ke kantor bukan sebagai weekend warrior. So motor sudah pasti harus full paper, posisi duduknya tegak, dan gampang ditekuk dalam arti agile serta tidak terlalu berat.


    Pilihan mengkerucut pada 3 motor:
    • Suzuki GSR 750, motor ini pernah saya coba singkat dan memang lebih enak handling nya dibanding Z800
    Pros:   CBU made in Japan; slim; good looking; esklusif karena sedikit yang punya

    Cons:   sudah berumur rata-rata kelahiran 2014; populasi sedikit; ketersediaan spare part jadi pertanyaan; kurang moge look hanya moge sound saja




    • Kawasaki Z800, motor ini pernah saya test harian artikel nya ada di sini
    Pros:   Made in Thailand; populasi berlimpah; spare part berlimpah; tampilan intimidatif dan benar-benar moge look

    Cons:  Sudah berumur rata-rata 2013 - 2014 kelahirannya; berat serta tinggi (saya harus pakai lowering kit baru lebih pede); agile kalau sudah jalan tapi kalau manuver parkir banyak effortnya



    • Kawasaki Z900

    Pros:   Made in Thailand; populasi lumayan berlimpah; spare part seharusnya berlimpah juga berkaca pada Z800 dan ER6; usia masih muda paling tua kelahiran 2017.

    Cons:  harga diatas angka psikologis 200 juta (mostly buka harga diatas 250 juta); kalau dibandingkan dengan Z800 si Z900 ini penampilan nya lebih elegan dan tidak segarang kakaknya




    Awalnya saya ajak istri lihat-lihat ke showroom moge bekas di area pluit. Disana kebetulan ada Z800 dan GSR750, nah istri rupanya kepincut sama GSR750 tapi karena banyak pertimbangan lain seperti yang saya sebut diatas terutama layanan after sales nya akhirnya GSR750 ini saya eliminasi dari pilihan selain tidak dapat motor GSR750 yang dilepas di pasaran.






    Kesempatan kedua saya ajak lihat Z800 dari teman saya dagangan nya om Martin Kirana Big Bike yg memang saya akui kondisi mint dan bagus barangnya. Tapi tetap istri masih kurang sreg meski sudah membolehkan saya ambil. Besok nya saya ajak lagi lihat Z900 milik teman saya dan langsung sreg. Adapun kelebihan Z900 yang jadi pilihan kali ini adalah warna merah, VIN 2018, modif lumayan hedon, dan track record jelas.






    Setelah satu mingguan lebih dalam kegalauan karena selisih harga yang relatif jauh (hampir 70 juta), Bismillah akhirnya saya putuskan untuk ambil Z900 milik teman saya ini dengan beberapa part saya kembalikan ke ori nya karena selera.


    Welcome home RedZee








    Ganti Sepatu RedZee Pilot Road 5

    $
    0
    0
    Ban..... jadi sasaran saya yang utama untuk di upgrade karena disinilah letak nyawa kita dalam berkendara sepeda motor. Begitu juga dengan RedZee yang saya beli seken dan masih pakai ban bawaan Dunlop Sportmax yang sudah mulai kurang mupuni menurut saya.




    nah kenapa pilihan jatuh pada Michelin Pilot Road 5? berkaca pada pengalaman saya dulu pakai N650 si Biru dengan Battlax S21 (artikel review disini) dan Michelin Pilot Road 4 (artikel review disini) berikut adalah pertimbanganya:

    • Saya adalah weekdays rider dan sering pakai motor harian untuk commuting sering gas pol dan rem pol juga ==> butuh ban premium demi keamanan maksimal

    • Saya adalah tipe rider all weather condition jadi mau panas dan mau hujan tetap jalan terus ==>butuh all around tire
    Pilot Road 5 depan
    Pilot Road 4 depan
    S21 depan


    • Dry road saya pilih S21 karena sedikit lebih unggul dari PR4. Perlu ditekankan lagi yaitu sedikit lebih unggul

    • Wet road saya pilih PR4 yang jauh lebih unggul dari S21 dimana dengan S21 saya masih sering sliding dan mengalami aquaplan
    Pilot Road 5 belakang

    Pilot Road 4 belakang
    S21 belakang


    dari 4 point di atas maka pilihan jatuh kepada Michelin Pilot Road Series yaitu PR5 karena PR4 sudah discontinue. Apalagi saya juga dapat input dari sahabat saya yang memang doyan jalan dengan Z800, dia pakai PR5 dan sangat puas dengan performancenya.


    Jadilah PR5 saya tebus dan terpasang pada RedZee, tunggu ya artikel review long millage selanjutnya.


    Semoga bermanfaat






    Viewing all 191 articles
    Browse latest View live